Tanjung Selor (ANTARA) - Usai mempertahankan gelar dunia kelas ringan UFC 254 dalam laga utama Fight Island, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (25/10/2020) dengan mengalahkan Justin Gaethje, Khabib Nurmagomedov menyatakan pensiun.

Sukses mengalahkan Justin The Highlight Gaethje, Khabib mencatat rekor sempurna 29 kali menang tanpa kalah atau imbang.

Catatan lain, petarung berusia 32 asal Dagestan, Rusia itu kini mencatat ekor kemenangan beruntun terlama di UFC.

Selain menyatakan pensiun, petarung seni bela diri campuran  (mixed martial arts/MMA) berjuluk The Eangle itu meminta satu hal kepada UFC.

Permintaannya agar UFC  menjadikan ia sebagai ranking terbaik pound for pound.

Makna pound for pound, yakni tanpa melihat berat badan petarung atau berat badan dianggap sama untuk semua kelas kemudian ditetapkan yang terbaik di antara mereka. 

Dengan kata lain, apabila mereka dikumpul semua, maka Khabib yang terbaik.

Baca juga: Khabib, lahirnya atlet UFC "terbaik sepanjang masa"

Namun, Jon Jones petarung UFC yang kini pindah ke kelas berat tidak terima ranking pound for pound diminta Khabib.

Ia merasa lebih hebat dari petarung Dagestan itu berdasarkan penilaiannya sendiri.

Ia lupa bahwa wajah Khabib tidak pernah bonyok seperti dirinya saat bertanding. 

Khabib tidak pernah menang kontoversi seperti dirinya. 

Juga khabib tidak pernah didiskualifikasi karena berlaku curang melanggar aturan permainan serta doping seperti dirinya.

Pada 8 Februari lalu, Jones mengalahkan Dominick Reyes untuk tetap menjaga statusnya sebagai juara dunia dengan keputusan kontroversi, banyak yang berpendapat bahwa harusnya Reyes yang menang.

Selain itu, rekor Jones sempat ternoda. Bertarung 28 kali, dia mencatat 26 menang, 1 kalah, dan 1 no contest.

Satu-satunya kekalahan Jones terjadi pada 5 Desember 2009 ketika dia didiskualifikasi karena melakukan sikutan ilegal melawan Matt Hamill. 

Ia menggunakan sikut vertikal yang sangat membahayakan bola mata lawan.

Sementara itu, ketika menghadapi Daniel Cormier pada UFC 214, 29 Juli 2017, Jones dianggap tidak pernah bertarung alias  no contest  karena positif menggunakan zat terlarang berjenis turinabol.

Membuat Gaethje pingsan

Sebelum bertarung dalam laga terakhir Khabib itu, keduanya sempat perang kata-kata di media sosial, Gaethje berjanji menghentikan dominasi The Eagle.

Sedangkan Khabib berjanji akan menenggelamkan Gaethje melalui pertarungan di lantai.

Melihat keperkasaan Gaethje yang menghancurkan wajah  Si Hantu atau El Cucuy , Toni Ferguson pada laga puncak UFC 249 di Jacksonville, Florida, 10 Mei 2020, maka banyak yang memperkirakan The Highlight akan menyulitkan Khabib.

Apalagi, Ferguson datang meladeni Gaethje dengan rekor mentereng 12 kali main tidak pernah kalah.

Namun, Ferguson sehari sebelum bertanding sempat menghina Khabib sebagai anjing, benar-benar dihancurkan Gaethje sehingga TKO ronde kelima dengan wajah bonyok dan dilarikan ke rumah sakit.

Faktanya --di luar ekspektasi sebagian pencinta tarung bebas yang mengharapkan laga berjalan ketat-- ternyata diselesaikan Khabib dengan mudah saat ronde ke dua baru memasuki menit 1.24.

Pada ronde pertama, Gaethje sempat memasukkan beberapa low kick yang menjadi salah satu senjata mematikan milik petarung Amerika berdarah Jerman itu.

Baca juga: Khabib membuat Geathje pingsan



Namun, strategi Gaethje untuk menghindari terkaman Khabib untuk membawanya bermain di lantai, membuat lelah petarung Amerika yang datang ke oktagon dengan catatan 22-2.

Pada akhir ronde pertama Khabib nyaris membekuk Geathje dengan  
TKO  triangle choke  namun diselamatkan bel, pada saat itu terlihat nafas petarung Amerika ini sudah tersengal-sengal.

Memasuki ronde kedua Khabib terus maju memburu Gaethje sehingga baru sekitar satu menit berjalan Khabib berhasil menenggelamkan di lantai dan menghentikan melalui TKO triangle choke.

Kepada pers, Gaethje mengaku sempat "mimpi indah" saat dibekuk Khabib dan merasa beruntung tidak menderita cendera parah. 

Usai pertandingan, Khabib mengumumkan ini duel terakhir di UFC atau pensiun seusai memetik kemenangan atas Gaethje. 

Khabib tampak sangat terharu, biasanya ia selalu didampingi pelatih sekaligus ayahnya Abdulmanap Nurmagomedov.

Sang ayah meninggal karena COVID-19 pada 2 Juli 2020. 

Khabib begitu kehilangan terhadap sosok sang ayah yang melatihnya bertarung sejak kecil.

Kematian Abdulmanap Nurmagomedov faktor utama yang mendorong the Eagle mengakhiri kariernya di UFC. 

Ia juga sudah berjanji dengan ibunya bahwa pertarungan melawan Gaethje adalah laga terakhir.

"Dosa" Khabib

Dalam dunia olahraga, maka nilai sportivitas sangat dijunjung tinggi, bahkan prilaku yang dinilai publik bukan hanya saat di arena namun juga dalam kehidupan sehari-hari.

Prilaku buruk baik di dalam maupun di luar arena bisa menjadi barometer seorang atlet akan dikenang menjadi sebuah lagenda.

Prilaku Jon Jones yang sempat tertangkap karena mengemudi mobil dalam keadaan mabuk bisa jadi mempengaruhi penilaian apakah selain meraih pound-for-pound, apakah ia  juga pantas menyandang status GOAT (Greatest of all time) atau terbaik sepanjang masa.

Kalaupun ingin mencari cela atau "dosa" Khabib, maka ia pernah mendapat hukuman Komisi Atletik Nevada (NAC).

Hukuman itu buntut kekisruhan usai Khabib mengalahkan  Conor McGregor  di pertarungan UFC 229 di T-Mobile Arena, Las Vegas, 7 Oktober 2018.

Baca juga: Khabib tundukkan Poirier

Khabib mendapat hukuman denda 500 ribu Dolar AS dan sembilan bulan larangan tampil di Nevada karena menyebabkan kericuhan usai pertarungan UFC 229 melawan Conor McGregor.

Sebagian publik menganggap kasus itu bukan sebagai noda namun justru sikap ksatria karena membela harga diri saat keyakinan dan ayahnya yang dilecehkan.

Sebelum pertandingan, McGregor berulang kali memprovokasi Khabib, mulai dari kata-kata hingga menyerang bus yang membawa rombongan Khabib.

McGegor bersama teman-temannya menyerang dengan melempar sebuah kursi  sehingga beberapa orang terluka akibat pecahan kaca kendaraan.

Dalam sesi jumpa pers sebelum laga, McGregor kembali memprovokasi Khabib dengan menghina keyakinan dan orangtua  petarung Dagestan, Rusia itu.

Puncaknya, usai pertandingan rekan McGregor, Dillon Danis kembali memprovokasi. 

Khabib lalu naik ke pagar oktagon dan menyerang Danis. 

Di dalam oktagon McGregor juga bertarung dengan tim dari Khabib.

Di luar kasus itu, Khabib  dalam kehidupan sehari-hari jauh dari sorotan berita negatif.

Dari prestasi, meski catatan bertanding "cuma" 29 kali (16 kali di UFC) dan hanya mempertahankan gelar tiga kali tetapi Khabib tidak pernah kalah.

Catatan rekor terpenting, The Eagle 
selalu tampil dominan, bahkan tidak pernah mengalami luka serius usai meladeni 29 pertandingan sehingga    tidak ada catatan "menang kontroversial" seperti saat Roy Jones melawan Reyes.

Tak butuh waktu lama, UFC akhirnya  menganugerahkan Khabib peringkat terbaik  pound for pound.

Dengan menyatakan pensiun, maka tampaknya rangking  pound for pound  bisa saja dengan cepat berpindah tahta karena banyak petarung hebat untuk semua kelas, selain Roy Jones, juga  di sana ada Israel Adesanya, Stipe Miocic, dan Usman Kamaru.

Namun, yang tak akan tergantikan Khabib juga tampaknya segera mendapat gelar "GOAT" (Greatest of all Time) atau "terbaik sepanjang masa".

Dana White, Presiden UFC mengatakan Khabib Nurmagomedov layak diberi titel petarung UFC Greatest of all time. 

Terkait hal itu, Dana White segera membuat patung untuk Khabib.

Mungkin ini yang akan menjadi pembeda Khabib dengan  Jones karena hakikat seorang lagenda tidak semata-mata terkait kehebatan teknis bertarung namun adalah "nilai kemanusiaan" di sana.

Seperti juga yang diraih  oleh petarung Greatest of all time lain, yakni Muhammad Ali yang menjadi terhebat karena sisi kemanusiaan, saat menolak perang Vietnam.

"Hati nurani saya tidak akan membiarkan saya pergi menembak saudara saya, atau beberapa orang yang warna kulitnya lebih gelap, atau beberapa orang miskin yang kelaparan di lumpur untuk Amerika yang kuat dan besar," kata Ali dalam sebuah wawancara  1965.

Seperti dalam buku otobiografi Ali, “The Greatest: My Own Story", ia memilih masuk penjara untuk membela keyakinannya bahwa berperang ke Vietnam adalah perbuatan yang salah.

Padahal nama Ali saat itu sangat terkenal setelah merebut gelar kelas berat WBA dan WBC dari Sonny 
Liston pada 1964 namun ia tetap memilih risiko masuk penjara.

"Prinsip saya lebih penting dari uang atau gelar" kata Ali.

Sama seperti Ali, Khabib juga menyatakan hal prinsip tentang alasan lain mengapa ia mundur di tengah kejayaannya.

''Dalam hidup, saya tidak ingin terlalu berlebihan, bahkan walaupun Anda seorang miliuner, suatu saat akan tak bernafas. Karena itu saya ingin melakukan apa yang diperlukan saat saya mati,'' kata Khabib dalam wawancaranya setelah laga kontra Justin Gaethje via saluran YouTube Best of MMA, Ahad (25/10).

Tampaknya ini pembeda antara pemenang ranking  pound for pound
dengan  Greatest of all Time. 

Seorang lagenda tidak hanya lahir oleh prestasi namun juga oleh "attitude" dan integritas atau sikap dan prilaku yang baik dan keutuhan prinsip moral. 


Ada hal-hal prinsip  sehingga mereka menjadi lagenda untuk  menginspirasi bagi generasi berikutnya.


Baca juga: Ini bayaran untuk laga pemungkas Khabib saat kalahkan Geathje
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024