Zainal Berharap Tidak Ada Kelangkaan LPG Setelah SPBE Diresmikan

id LPG

Zainal Berharap Tidak Ada Kelangkaan LPG Setelah SPBE Diresmikan

Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang saat meresmikan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PT. Kayan Central Pratama dan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PT. Kaltara Petroleum Gas di Tarakan, Senin (7/6). Antara/Susylo Asmalyah.

Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengharapkan tidak ada lagi kelangkaan Liquified Petroleum Gas (LPG) setelah diresmikannya Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PT. Kayan Central Pratama dan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PT. Kaltara Petroleum Gas di Tarakan, Senin.

"Insya Allah kebutuhan gas untuk masyarakat khususnya di Tarakan dan Nunukan, tidak usah khawatir lagi tidak mendapatkan gas," kata Zainal saat peresmian SPPBE dan SPBE milik mitra Pertamina tersebut.

Keberadaan SPBBE PT. Kayan Central Pratama dan SPBE PT. Kaltara Petroleum Gas ini diharapkan mampu mengatasi kelangkaan gas elpiji khususnya tabung 3 kilogram di Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan. SPBEdi
bangun di wilayah Bengawan Kelurahan Juata Permai, Kecamatan Tarakan Utara, Kota Tarakan.


Bahkan diharapkan bisa memberikan harga yang murah bagi masyarakat Kaltara pada umumnya.

Peresmian SPPBE dan SPBE ini ditandai dengan penguntingan pita oleh Gubernur Zainal didampingi Wakil Gubernur Kaltara, Yansen TP
dan Ketua DPRD Kaltara Norhayati Andris.

Kemudian Executive General Manager Regional Kalimantan Pertamina MOR VI Freddy Anwar
Wali Kota Tarakan Khairul dan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid dan Direktur Kayan Central Pratama, Antoni Lesmana.

Zainal mengatakan bahwa dengan diresmikannya SPPBE dan SPBE merupakan suatu langkah maju dalam mengurai permasalahan terhadap kelangkaan gas LPG khususnya gas elpiji bersubsidi di Tarakan dan Nunukan.

"Saya berharap dengan tersedianya SPPBE di Tarakan ini dapat menjaga serta menopang stok dan distribusi LPG di dua wilayah daerah tersebut," katanya.

Hal ini mengingat kebutuhan LPG untuk masyarakat kota Tarakan dan kabupaten Nunukan yang sebelumnya dipasok oleh SPPBE Balikpapan. Sehingga berdampak pada rantai distribusi yang cukup panjang dan mengakibatkan pada kelangkaan LPG khususnya LPG bersubsidi.

Akibatnya, kelangkaan tersebut membuat harga melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Karena, jelas dia, terbatasnya stok elpiji di tingkat pengecer.

"Di sisi lain telah memicu maraknya peredaran gas elpiji impor ilegal dari negara tetangga yaitu Malaysia," katanya.
Baca juga: Pertamina Pastikan Distribusi BBM dan LPG di Malinau Aman