Opini - Terapi menulis, pilihan "membunuh waktu" di tengah pandemi

id An-najah,Opini ,Telaah,Corona,Pandeni

Opini - Terapi menulis, pilihan "membunuh waktu" di tengah pandemi

"Terapi Menulis".

Tanjung Selor (ANTARA) - Tidak terasa, sudah dua kali Idul Adha dilalui di tengah pandemi, termasuk pada 10 Zulhijah 1442 Hijriah atau 20 Juli 2021 Masehi ini.

Tekanan-tekanan akibat pandemi mempengaruhi jiwa dan raga.

Berbagai upaya dilakukan orang agar tidak stres dalam menghadapi tekanan-tekanan tersebut, terutama akibat berbagai pembatasan baik karena protokol kesehatan atau PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Ada yang menggunakan "terapi bertanam kembang", "terapi memasak", bahkan ada dengan "terapi menonton sinetron".

Ada satu lagi yang patut dicoba, yakni
"Terapi Menulis".

Baiklah, aku akan share ke kalian kali ini bagaimana aku menghadapi stres dan tekanan saat ini. Salah satunya adalah dengan menulis. Pertama aku tidak percaya kalau menulis bisa membuat seseorang bagaikan mendapatkan treatment medis, tapi yah, ini benar-benar menakjubkan dan menarik perhatian aku.

Bukan sekadar cuman menulis dan menuangkan ide secara bebas. Tapi akhirnya, bisa membuat seseorang atau yang menulis rasa lebih plong dan lebih ringan secara psikologis.

Ini juga turut di bahas oleh salah satu Mentor di Kelas Menulis Alinea yang aku ikuti, Pak Cahyadi Takariawan. Ada beberapa manfaat dari menulis itu sendiri kata dia, salah satunya adalah manfaat psikologis dan "therapy".

Menurut Pak Cah, menulis saling terkait erat dengan pola baca dan minat baca yang tinggi. Orang-orang tertentu juga memiliki tujuan tersendiri dari masing-masing individu dalam menghasilkan sebuah penulisan lalu mendapatkan beberapa manfaat didalamnya.

Mau itu berupa manfaat yang memiliki nilai maupun manfaat yang sifatnya hanya praktis.

Bagi Pak Cah sendiri, menulis jika dilakukan secara kontinyu akan memberikan dampak positif yang lebih banyak dan besar bukan hanya bagi penulis sendiri tapi juga kepada pembaca yang membaca tulisan si penulis itu tadi.

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menulis, dan manfaat ini terbagi kepada dua tipe. Satu yang bertipe nilai dan satunya lagi bertipe praktis.

Baca juga: Catatan Ilham Bintang - Hai Kawan, Percayalah : Pers & Wartawan Never Die
Baca juga: Catatan Asro Kamal Rokan - Di Bawah Pohon Kamboja


Berikut ini manfaat menulis bertipe nilai,

1. Menulis membuat seseorang lebih banyak membaca dan banyak belajar karena membuat seseorang membutuhkan lebih banyak bahasa dan perbendaharaan kosa kata.

2. Menulis juga membuat seseorang terlatih untuk berpikir logis dan sistematis karena apa yang dia tulis haruslah sesuatu yang mudah diterima dan dimengerti serta bisa dicerna sebaik mungkin oleh pembaca.

3. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, ilmu itu ibarat binatang buas, dan menulis dapat mengikatnya. Begitu juga dengan manfaat nilai di poin ketiga ini, situ, menulis dapat mengikat makna sebuah kata biar lebih jelas dan diingat lebih lama.

4. Kartartis arti dan perasaan lega yang ditimbulkan setelah menulis. Hal ini terjadi ketika seseorang menulis dengan tujuan medis dan psikologis.

5. Dapat berdakwah melalui tulisan. Memberikan ruang untuk tetap saling mengingatkan dalam kebaikan dengan Agama.

6. Dapat mengedukasi diri sendiri dan orang lain. Apalagi dengan disiplin menulis. Seseorang akan terbawa sampai kepada pola dan kebiasaan kehidupan sehari-hari.

7. Dan terakhir, mendapatkan kepuasan mental atau memiliki kepuasan sendiri setelah menulis.

Selanjutnya kita akan lihat manfaat menulis bersifat praktis atau bertipe praktis, antara nya adalah,

1. Dengan menulis seseorang bisa dapat dikenal melalui karyanya dan tulisan nya

2. Dengan menulis bisa memberikan pemasukan dan membantu dalam penghasilan yang bersifat ekonomis

3. Menulis dapat mengurangi depresi dan membatu dalam meredakan stress. Memberikan keseimbangan mental dan memberikan ketenangan.

4. Dengan menulis bisa membuka dunia seseorang dari sudut pandang yang berbeda. Bisa menjadikan seseorang lebih peka dan lebih kenal akan pribadinya sendiri.

Demikian, semoga ini bermanfaat dan semangat menulis.

(*An-najah Darwisyah Wasilah, penulis dan penggiat media sosial)

Baca juga: Opini - Wajah dunia pendidikan di tengah pandemi COVID
Baca juga: Opini - Mari berselancar sehat di dunia maya, "stop bullying"