Tanjung Selor (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Utara menanam cabai rawit di lahan seluas 25 hektare di Kabupaten Nunukan dan 50 hektare di Kota Tarakan demi menggenjot produksi sekaligus menekan inflasi.
“Kita telah genjot sejak Oktober, November, dan Desember 2022. Dan sejak Januari 2023 sudah ada kelompok tani yang memasuki masa panen,” kata Analis Ketahanan Pangan Ahli Muda Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Utara, Suhaeli di Tanjung Selor, Senin.
Pengembangan cabai di Nunukan dan di Tarakan itu diawali dengan memberi bantuan bibit cabai siap tanam kepada kelompok-kelompok tani. Bantuan bibit berasal dari APBD Kalimantan Utara berkolaborasi dengan APBN.
Di Nunukan dan Tarakan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga telah membagikan kurang lebih 50 ribu pohon bibit. Termasuk membagikan pupuk dan kegiatan pengembangan lainnya.
Di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Malinau, juga telah dibagikan bibit secara massif kurang lebih 59 ribu pohon.
“Kami juga membagikan 7.000 ribu pohon bibit cabai khusus bagi kelompok tani di Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan,” ujarnya.
Produksi cabai rawit Provinsi Kalimantan Utara berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI, pada Januari 2023 mencapai 461 ton. Kemudian diprediksi pada Februari mencapai 406 ton, Maret 418 ton, April 349 ton, dan Mei mencapai 322 ton.
Berita Terkait
BI Tanam Perdana Cabai Dengan Metode Proliga di Kaltara
Jumat, 21 Juni 2024 18:05
Pemkot Tarakan Bersama BI Melakukan Gerakan Menanam Cabai
Kamis, 13 Juni 2024 12:26
Daerah lain defisit, Kaltara surplus cabai rawit hingga Mei 2023
Senin, 20 Februari 2023 14:08
Panen cabai salah satu upaya mengendalikan inflasi di Tarakan
Rabu, 11 Januari 2023 20:59
Tanam 10.000 bibit cabai untuk kendalikan inflasi
Senin, 26 September 2022 12:15
Harga Cabai di Tarakan Masih Tinggi
Jumat, 24 Desember 2021 21:14
Harga cabai diduga terkait faktor cuaca di Sulsel
Selasa, 30 November 2021 13:16
Harga cabai di Nunukan turun drastis
Kamis, 16 September 2021 11:44