Tarakan (ANTARA) - Polda Kalimantan Utara membantu percepatan penurunan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis.
"Permasalahan stunting sering ditemui di
negara berpenghasilan rendah atau menengah, termasuk Indonesia sehingga butuh dukungan semua pihak, termasuk Polri dan Polda Kaltara," kata Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya di Tanjung SelorBulungan, Selasa.
Ia menjelaskan stuntingsalah satubagian dari "Double Burden Malnutrition", yaitu keadaan dimana kekurangan gizi dan kelebihan gizi pada waktu yang bersamaan.
Terkait hal itu, Polda Kaltara telah menggelar kegiatan edukasi dalam upaya percepatanpenurunan stunting melalui pembekalan bagi anggota Polda Kaltara di Tanjung Selor, awal pekan ini.
Dia mengatakan hal ini mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktifitas ekonomi dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Pemerintah telah menegaskan bahwa target penurunan stunting hingga tahun 2024 sebesar 14 persen sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Daniel mengatakan bahwa edukasi tentang stunting ini sangat berkaitan erat dengan tugas-tugas kepolisian yang diemban oleh seluruh personel Polri agar permasalahan stunting dikenal dan diketahui oleh masyarakat.
"Dan di sanalah peran kita untuk menyampaikan permasalahan stunting ini melalui pesan - pesan kamtibmas," katanya.
Diharapkan masyarakat dapat mengerti langsung apa yang disampaikan oleh personel Polda Kaltara yang berada di lapangan atau di lingkungan masyarakat.
“Kepada seluruh personel Polda Kaltara, saya berpesan agar mengikuti kegiatan ini secara serius. Dan menjadi tambahan ilmu pengetahuan atau pengalaman," kata Daniel.
Tujuan lain, kata dia untuk menambah wawasan, agar dalam pelaksanaan tugas nantinya dapat menyampaikan kepada masyarakat terkait bahaya stunting ini dan juga menjadi bekal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga.
Sementara itu, kasus stunting di Tarakan turun menjadi enam persen.
"Berdasarkan data dari hasil Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), kasus stunting turun dari delapan persen, menjadi enam persen," kata Koordinator Penanganan Stunting yang juga Wakil Wali Kota Tarakan, Effendhi Djuprianto.
Dia mengatakan untuk menurunkan angka stunting, membuahkan hasil dalam kurun waktu beberapa bulan sejak pertengahan tahun lalu.
Sedangkan dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), mencatat Tarakan juga mengalami penurunan kasus stunting hingga mendekati standar nasional, yakni 15,4 persen. Sementara standar nasional 14 persen.
Dari data itu, diperoleh juga hasil bahwa Pemkot Tarakan mampu menurunkan angka stunting tertinggi yang berada di Kelurahan Pantai Amal. Namun, demikian, stunting masih ada di kelurahan lain.
Berita Terkait
Sinergi Masyarakat dan Polda Kaltara: Olahraga Bersama dan Bakti Sosial Mempererat Tali Silaturahmi di Gereja Katolik Santa Maria Assumpta
Sabtu, 23 November 2024 9:54
Polda Kaltara berhasil ungkap 49 perkara kasus perdagangan orang
Jumat, 22 November 2024 20:01
Polisi tembak mati polisi, Kompolnas minta Polda segera selidiki motif
Jumat, 22 November 2024 15:18
Wakapolda Kaltara Menghadiri Launching Gugus Tugas Polri Untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional
Kamis, 21 November 2024 8:15
Kegiatan Patroli Perintis Presisi Direktorat Samapta Polda Kaltara Dalam Rangka Kegiatan Harkamtibmas dan Mencegah Gangguan Kamtibmas
Rabu, 20 November 2024 7:00
Minggu Kasih Polda Kaltara: Kepolisian dan Masyarakat Bersinergi Menjaga Ketertiban dan Keamanan di Tengah Pesta Demokrasi
Senin, 18 November 2024 8:09
Komunitas Bhayangkara Runners Polda Kaltara Mengikuti Lomba Beach Run 5Km
Senin, 18 November 2024 7:40