Solo (ANTARA) - Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalimantan Utara (Kaltara), Hj. Rachmawati Zainal, S.H., dan Ping Yansen mengikuti parade kebaya yang digagas langsung oleh Ibu Negara, Hj. Iriana Jokowi.
Parade ini sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di antara masyarakat, khususnya bagi perempuan Indonesia. Parade dimulai dari Loji Gandrung hingga berakhir di depan Ndalem Wuryaningratan, belum lama ini.
"Seluruh perwakilan perempuan dari seluruh Indonesia berkumpul di Solo, dibuka oleh Ibu Negara. Suatu kebanggan bisa menjadi bagian sejarah (rekor dunia)," ucap Rachmawati.
Rachmawati juga menjelaskan kebaya toska dengan bermotif Enggang Lundayeh berwarna hitam dan merah pada bagian kain yang ia kenakan dipadupadankan dengan bordiran khas Kaltara pada bagian baju kebaya.
Sementara Ping Yansen merasa bangga mengikuti parade nasional dengan memakai kebaya dengan motif Dayak Kayan dan Kenyah yang didominasi oleh warna ungu yang dikenakan olehnya.
“Berterima kasih pada Ketua TP PKK Kaltara yang telah membawa kami semua, bangga karena bisa hadir di momen hari batik tahun 2022 ini. Semoga menjadi motivasi dan semangat kita kedepan agar semua pengrajin batik mengembangkan batik daerah kitakita yang memang menjadi warisan budaya bangsa. Ya ini batik Dayak Kenyah dan Kayan,” ujarnya.
Momen ini bagi Rachmawati menjadi pemacu UMKM Indonesia agar lebih dikenal di mancanegara.
“Adanya momen ini bisa menghidupkan UMKM kita dan hasil kerajinan seperti tas dan batik dari para pengrajin lokal kita bisa go internasional,”terangnya.
Rachmawati juga bercerita banyak pujian yang datang dari rekan-rekan peserta parade yang melihat keindahan batik Kaltara yang kompak ia kenakan bersama Ping Yansen.
“Mereka kagum semua dan banyak bertanya terutama melihat batik kami, mereka takjub dan banyak bertanya,”jelasnya.
Selain menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangaan dalam memakai produk warisan budaya dalam negeri juga untuk mendorong UNESCO agar menetapkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda dunia.
Para peserta parade tersebut terdiri dari para istri menteri Kabinet Indonesia Maju, para istri gubernur. Dari Kaltara Rachmawati-Ping membawa serta pengurus TP-PKK Kaltara dikuti dua TP-PKK Kabupaten/Kota diantaranya Ketua TP-PKK Tana Tidung, Vamelia Ibrahim Ali dan Ketua TP-PKK Malinau, Maylenty Wempi beserta rombongan.
Kedepan Ketua TP-PKK Kaltara, Rachmawati Zainal juga berencana menghelat giat serupa bertajuk "Berkebaya Bersama Ibu Gubernur" dalam rangka menyambut hari Ibu 22
Baca juga: Gubernur Inspektur peringatan HUT ke-77 TNI di halaman Yonif R 613/RA
Baca juga: Gubernur sampaikan jawaban terkait lima Raperda baru
Baca juga: Siapkan kuota 6.300, Pemprov kucurkan Rp15 M untuk Beasiswa Kaltara Unggul
Baca juga: Gubernur Kaltara "jajal" pembalap nasional Doni Tata
Baca juga: Deklarasi IPBB Kaltara, Gubernur Ajak Seluruh Pemuda Ikut Bangun Benuanta
Parade ini sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di antara masyarakat, khususnya bagi perempuan Indonesia. Parade dimulai dari Loji Gandrung hingga berakhir di depan Ndalem Wuryaningratan, belum lama ini.
"Seluruh perwakilan perempuan dari seluruh Indonesia berkumpul di Solo, dibuka oleh Ibu Negara. Suatu kebanggan bisa menjadi bagian sejarah (rekor dunia)," ucap Rachmawati.
Rachmawati juga menjelaskan kebaya toska dengan bermotif Enggang Lundayeh berwarna hitam dan merah pada bagian kain yang ia kenakan dipadupadankan dengan bordiran khas Kaltara pada bagian baju kebaya.
Sementara Ping Yansen merasa bangga mengikuti parade nasional dengan memakai kebaya dengan motif Dayak Kayan dan Kenyah yang didominasi oleh warna ungu yang dikenakan olehnya.
“Berterima kasih pada Ketua TP PKK Kaltara yang telah membawa kami semua, bangga karena bisa hadir di momen hari batik tahun 2022 ini. Semoga menjadi motivasi dan semangat kita kedepan agar semua pengrajin batik mengembangkan batik daerah kitakita yang memang menjadi warisan budaya bangsa. Ya ini batik Dayak Kenyah dan Kayan,” ujarnya.
Momen ini bagi Rachmawati menjadi pemacu UMKM Indonesia agar lebih dikenal di mancanegara.
“Adanya momen ini bisa menghidupkan UMKM kita dan hasil kerajinan seperti tas dan batik dari para pengrajin lokal kita bisa go internasional,”terangnya.
Rachmawati juga bercerita banyak pujian yang datang dari rekan-rekan peserta parade yang melihat keindahan batik Kaltara yang kompak ia kenakan bersama Ping Yansen.
“Mereka kagum semua dan banyak bertanya terutama melihat batik kami, mereka takjub dan banyak bertanya,”jelasnya.
Selain menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangaan dalam memakai produk warisan budaya dalam negeri juga untuk mendorong UNESCO agar menetapkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda dunia.
Para peserta parade tersebut terdiri dari para istri menteri Kabinet Indonesia Maju, para istri gubernur. Dari Kaltara Rachmawati-Ping membawa serta pengurus TP-PKK Kaltara dikuti dua TP-PKK Kabupaten/Kota diantaranya Ketua TP-PKK Tana Tidung, Vamelia Ibrahim Ali dan Ketua TP-PKK Malinau, Maylenty Wempi beserta rombongan.
Kedepan Ketua TP-PKK Kaltara, Rachmawati Zainal juga berencana menghelat giat serupa bertajuk "Berkebaya Bersama Ibu Gubernur" dalam rangka menyambut hari Ibu 22
Baca juga: Gubernur Inspektur peringatan HUT ke-77 TNI di halaman Yonif R 613/RA
Baca juga: Gubernur sampaikan jawaban terkait lima Raperda baru
Baca juga: Siapkan kuota 6.300, Pemprov kucurkan Rp15 M untuk Beasiswa Kaltara Unggul
Baca juga: Gubernur Kaltara "jajal" pembalap nasional Doni Tata
Baca juga: Deklarasi IPBB Kaltara, Gubernur Ajak Seluruh Pemuda Ikut Bangun Benuanta