Tarakan (ANTARA) - Kalimantan Utara merupakan provinsi pemekaran dari Kalimantan Timur, secara resmi mulai aktif sejak tanggal 22 April 2012 sebagai provinsi yang ke 34 di Indonesia. Provinsi Kalimantan Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari empat Kabupaten yaitu Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung, serta satu Kota yaitu Wilayah Kalimantan Utara.

Sedangkan Ibu Kota Kalimantan Utara yaitu Tanjungselor, provinsi ini berbatasan langsung dengan Negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak.

Sebagai wilayah kepulauan, memiliki tantangan tersendiri didalam pembangunan dan membangun konektifitas antar wilayah baik daratan maupun kepulauan, guna menumbuhkan perekonomiannya.

Kalimantan Utara, memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Namun, berbagai tantangan dan dinamika yang terjadi dalam sektor ekonomi serta dunia perbankan sangat berpengaruh terhadap perkembangan wilayah ini.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah adalah kebijakan moneter, terutama penurunan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Keputusan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,50%, merupakan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) 14 – 15 Januari 2025.

Keputusan tersebut mencerminkan Langkah Bank Indonesia untuk merespons perubahan kondisi ekonomi dan memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi.

Penurunan suku bunga acuan tersebut, tentu memiliki dampak tersendiri bagi perekonomian Kalimantan Utara, serta pengaruhnya terhadap sektor perbankan.

Latar Belakang Ekonomi Kalimantan Utara
Kalimantan Utara, yang terletak di bagian utara Pulau Kalimantan, memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk mineral, energi, dan potensi pertanian.

Provinsi ini juga berperan strategis dalam perdagangan internasional, terutama dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Filipina.

Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, Kalimantan Utara menghadapi berbagai tantangan, seperti infrastruktur yang kurang memadai, distribusi sumber daya yang tidak merata, serta ketergantungan pada sektor ekstraktif.

Kebijakan Penurunan Suku Bunga Acuan
Suku bunga acuan adalah suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral untuk mempengaruhi tingkat suku bunga di pasar.

Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) dilakukan sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Kebijakan tersebut dilakukan, tentu memiliki tujuan positif bagi ekonomi dan perbankan.  Penurunan suku bunga tersebut, diharapkan dapat mendorong konsumsi dan investasi, dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya pinjaman bagi individu dan bisnis akan berkurang.

Hal ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berinvestasi dan meningkatkan pengeluaran konsumsi. Kemudian diharapkan pula dapat mendukung sektor riil, penurunan suku bunga dapat memberikan akses yang lebih mudah bagi pelaku usaha di sektor riil, termasuk di Kalimantan Utara, untuk mendapatkan modal.

Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan terhadap Ekonomi Kalimantan Utara  
Peningkatan Pembiayaan Sektor Usaha, penurunan suku bunga acuan mempermudah pelaku usaha di Kalimantan Utara untuk mengakses kredit.

Sektor-sektor penting, seperti pertanian, perikanan, dan industri pengolahan, diharapkan akan mendapat manfaat dari biaya pinjaman yang lebih rendah. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas produksi dan menciptakan lapangan kerja baru.

Dikutip dari Laporan Perekonomian Kalimantan Utara oleh KPw Bank Indonesia Kalimantan Utara, bahwa pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara melanjutkan tren pertumbuhan positif sebesar 5,20%.

Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong kinerja  sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta industri pengolahan. Intermediasi perbankan juga tetap tumbuh sebesar 97,21%, kondisi tersebut menggambarkan aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran pembiayaan atau kredit perbankan berjalan dengan baik, seimbang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara.

Peningkatan Investasi Infrastruktur, Kalimantan Utara sebagai salah satu provinsi yang memiliki infrastruktur masih dalam tahap pengembangan, penurunan suku bunga dapat mendorong pemerintah daerah untuk lebih aktif dalam menarik investasi, baik dari swasta maupun publik.

Proyek-proyek infrastruktur yang lebih mudah dibiayai akan membantu meningkatkan konektivitas dan memperlancar distribusi barang serta jasa.

Pengaruh Terhadap Sektor Perbankan
Penyesuaian Suku Bunga Pinjaman, bank-bank di Kalimantan Utara, tentu melakukan penyesuaian terhadap suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan.

Dalam situasi suku bunga yang lebih rendah, bank dapat menarik lebih banyak nasabah untuk meminjam, tetapi perlu berhati-hati dalam mengelola risiko yang mungkin muncul karena pembiayaan yang lebih agresif.

Pada laporan perekonomian Kalimantan Utara tercatat bahwa penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh positif 8,89% (yoy). Capaian tersebut meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, bahkan capaian tersebut berada di atas pertumbuhan DPK nasional dan regional Kalimantan.

Sedangkan dari sisi pembiayaan, kredit perbankan masih tetap tumbuh sebesar 9,51% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit terutama didorong oleh kredit modal kerja.

Sedangkan dilihat dari sisi Lapangan Usaha (LU), kredit didominasi oleh LU Industri Pengolahan, kemudian disusul oleh LU Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi.

Pembiayaan sektor rumah tangga juga turut meningkat positif, hal ini didorong oleh konsumsi rumah tangga sejalan meningkatnya permintaan dan mobilitas Masyarakat.

Berdasarkan jenis pembiayaan, kredit multiguna mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 8,86%, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Pada Laporan Perekonomian Kalimantan Utara, juga mencatat adanya Rasio NPL kredit Rumah Tangga masih berada pada level yang rendah, sebesar 0,62% dan masih jauh di bawah ambang batas resiko kredit sebesar 5%.

Penurunan suku bunga dapat pula memberikan dampak negatif pada margin bunga bersih bank. Meskipun volume pinjaman meningkat, pendapatan dari bunga yang diterima mungkin tidak sebanding dengan biaya sumber dana.

Oleh karena itu, bank perlu mencari cara untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendapatkan pendapatan dari sumber non-bunga lainnya.

Penurunan suku bunga acuan memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara dengan meningkatkan akses ke pembiayaan dan mendorong investasi.

Namun, tantangan tetap ada, baik dari segi pengelolaan risiko di sektor perbankan maupun dari kebutuhan untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan kebijakan yang tepat dan langkah inovatif dari sektor perbankan, Kalimantan Utara dapat memanfaatkan momen ini untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.

Dr. Ana Sriekaningsih.,S.E.,S.Th., M.M
Direktur Politeknik Bisnis Kaltara
Anggota Forum Komunikasi Akademisi Penulis Populer Kebijakan BI
Baca juga: Catatan Ana Sriekaningsih : Pertumbuhan KPR Pilar Ekonomi Berkelanjutan
Baca juga: Catatan Ana Sriekaningsih : QRIS TUNTAS, Transaksi Pun Tuntas


Pewarta : Redaksi
Editor : Susylo Asmalyah
Copyright © ANTARA 2025