Berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkanpotensi di Kalimantan Utara (Kaltara). Belajar dan membuka peluang, salahsatunya. Demikian juga yang dilakukan oleh Hj Rita Ratina Irianto, ketua TimPenggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kaltara, denganmengunjungi sentra batik di Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa(7/11).
SIDIK RADITYO, HUMAS PROVINSI KALTARA
Tidak terlalu sulit untuk bisa menemui KampungBatik di Yogyakarta itu. Dari pusat kota, bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30menit ke arah selatan. Wukirsari merupakan sebuah desa yang berada di bawahperbukitan Imogiri, di mana letak para raja kerajaan Mataram Islam dimakamkan.
Desa ini tidak terlalu ramai, kehidupan khaspedesaan menyapa saat rombongan Hj Rita yang didampingi beberapa staf tiba,siang kemarin.
"Di sini paguyuban bu. Inishowroom-nya," kata Nurjannah, penjaga showroom sekaligus penguruspaguyuban.
Paguyuban dimaksud, adalah organisasi semacamkoperasi yang membawahi beberapa kelompok pengerajin. Dikatakan, ada belasankelompok di desa itu. Anggotanya mencapai ratusan orang, dan rata-rataperempuan. "Kalau pembatiknya ada 1.200 orang disini. Semua perempuan.Karena yang membatik memang para ibunya. Hampir semua rumah di sinimembatik," jelas Nurjannah, dengan dialeg Jawa khas Jogjanya.
Melalui paguyuban itu, lanjutnya, para pembatikdi Desa Wukirsari, bisa memasarkan produk batik tulis yang dibuatnya. Tak hanyaitu, mereka juga sekaligus mempromosikan batik tulis Imogiri yang konon sudahdikenal sejak tahun 1600 silam. Berbagai motif batik dipajang di showroomsederhana itu. Dengan tak menghilangkan khas batik yang ditinggalkan secaraturun temurun, motif batik di sentra batik itu telah dimodifikasi denganmengikuti perkembangan zaman.
Banyak yang menarik untuk dipelajari, sekaligusditiru untuk bisa diterapkan di Kaltara. Utamanya, tentang bagaimana merekamengelola, mempromosikan dan memasarkannya. "Di Kaltara, ada potensiserupa di sini (sentra batik Wukirsari) yang bisa dikembangkan," kata HjRita Ratina. Menurutnya, meski tidak sama persis potensi batik di Kaltara dapatdikelola. Dengan promosi dan pemasaran seperti yang dilakukan di sentra batikyang dikunjungi tersebut.
Tak hanya itu, kata Hj Rita, agar para pengrajindi Kaltara lebih mahir lagi, tidak menutup kemungkinan bisa diikutkan belajaratau kursus di tempat tersebut. "Tadi sempat ngobrol dengan mereka, danmereka siap menerima warga Kaltara yang akan belajar membatik," ujarnya.
Menariknya lagi, selain mengembangkan kerajinanbatik, di desa atau kampung batik itu juga bisa dijadikan sebagai obyek wisata."Jadi bisa multiefek dari kerajinan batik itu. Bisa hasil kerajinanbatiknya, juga ada potensi wisata," ujar Hj Rita lagi.
Dikatakan, di Kaltara banyak daerah yang memilikipotensi untuk dijadikan daerah sentra batik. Seperti di Bulungan, ada batikBultiya, di Tarakan, Nunukan, maupun Malinau. "Kita dari TP-PKK Provinsimemiliki peran untuk melakukan pembinaan. Nanti bisa melalui TP PKKkabupaten/kota. Kenapa PKK perlu berperan di sini? Karena, mayoritas yangbergelut di seni kerajinan batik ini adalah wanita," jelasnya.
"Kita ingin para wanita, terutama ibu-ibu diKaltara bisa ikut membantu suami, untuk menjadikan keluarga sejahtera. Melaluipengembangan potensi yang ada di daerahnya masing-masing," lanjut Hj Ritayang berkesempatan belajar membatik di tempat itu walaupun hanya beberapamenit.
Dirinya menambahkan, dari kunjungan ke sentrabatik tersebut, nantinya akan ditindaklanjuti dengan melakukan kerjasama, baikdalam hal mengadakan pelatihan-pelatihan maupun di bidang lainnya.(***)