Maksimalkan Lumbung Pangan, Pemprov Bantu Modal Kelompok Petani

id Lumbung, pangan,Sebatik,Bantu, Modal,kelompok, tani

Maksimalkan Lumbung Pangan, Pemprov Bantu Modal Kelompok Petani

LUMBUNG PANGAN : Kepala DPKP Kaltara Andi Santiaji Pananrangi saat mensosialisasikan Gertam Buah dan Sayur di Perkarangan sebagai bagian dari program pengembangan lumbung pangan di Nunukan, belum lama ini. (humasprovkaltara)

Sebatik (Antaranews Kaltara) - Lumbung pangan merupakan model perangkat ketahanan pangan masyarakat desa yang memiliki peran cukup efektif. Selain sebagai tempat penyimpanan cadangan pangan, lumbung pangan juga dapat mengatasi kerawanan pangan pada masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Andi Santiaji Pananrangi saat menghadiri kegiatan pengembangan lumbung pangan di Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, belum lama ini.

Santiaji mengatakan, untuk mewujudkan ketahanan pangan dan mencegah kerawanan pangan, Pemprov Kaltara melalui DPKP pada 2017, telah membangun lumbung pangan di Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan.

Lumbung pangan yang dibangun menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltara sebesar Rp 545 juta ini, memiliki kapasitas tampung kurang dari 60 ton beras. "Pada 2018 ini, dilanjutkan dengan melakukan pembangunan pagar lumbung pangan, rumah Rice Miling Unit (RMU) dan pembangunan lantai jemur," katanya.

Tidak hanya itu saja, melalui program ketahanan pangan, ditambahkan Santiaji, masyarakat juga mendapatkan bantuan untuk pengembangan pekarangan dan penyediaan sumber bahan pangan untuk keluarga dan rumah tangga, Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) para kelompok tani yang berada di kabupaten/kota di Kaltara.

Disebutkan, sebanyak 26 kelompok tani di Kaltara akan mendapatkan modal bantuan sebesar Rp 50 juta per kelompok. Dana ini diperuntukan mengisi lumbung. "Melalui APBN, satu kelompok tani dimodali Rp50 juta. Setiap petani yang tergabung dalam kelompok tani, boleh membeli atau meminjam, dengan ketentuan modal itu di belikan gabah kembali. Intinya di lumbung tersebut tidak boleh kosong," urai Santiaji.

Masih melaui dana APBN, lanjutnya, tahun ini juga terdapat bantuan sebesar Rp 200 juta untuk para kelompok wanita tani yang berada di Kabupaten Nunukan. Bantuan ini, diperuntukan untuk pembelian alat pengolahan pangan lokal menjadi produk yang bisa dijual. "Termasuk bantuan alat pengemasan untuk uji laboratorium dan uji organolektif bagi produk pangan lokal yang telah diolah," tandasnya.

Santiaji menambahkan, DPKP Provinsi akan terus melaksanakan pemgembangan lumbung pangan desa, melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Dengan peningkatan kemampuan SDM yang tersedia dan penguatan kapasitas kelembagaan.

"Melalui pemberdayaan ini, saya berharap lumbung pangan masyarakat dapat secara mandiri serta berkelanjutan, juga dapat berperan secara optimal menjaga stabilitas dalam penyediaan pangan," pungkasnya.