Gubernur berharap tidak muncul klaster baru penyebaran COVID-19

id kurva

Gubernur berharap tidak muncul klaster baru penyebaran COVID-19

Dokumen Pemprov Kaltara

Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Irianto Lambrie mengatakan kurva COVID-19 cenderung telah melandai, hal ini bisa terus berlangsung dan sejalan tidak munculnya klaster-klaster baru penyebaran COVID-19.

"Kita semua tentu berharap kurva yang cenderung telah melandai ini bisa terus berlangsung dan sejalan tidak munculnya klaster-klaster baru penyebaran COVID-19. Sebab penambahan klaster yang cenderung akan membuat kurva makin naik," kata Irianto dalam siaran pers diterima di Tarakan, Kamis.

Dia juga bersyukur bahwa jumlah pasien positif COVID-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit di Kaltara terus berkurang.

Sesuai laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltara, mencatat pasien positif yang masih dalam perawatan tim medis tersisa 95 orang.

Sebanyak 69 pasien positif telah dinyatakan sembuh sampi hari ini. Rincinya, 60 orang sembuh sampai Senin (25/5) dan delapan orang sembuh hari Selasa (26/5) dan Rabu (27/5) bertambah satu pasien sembuh.

Indikatornya, penambahan kasus tidak rutin setiap hari. Dan Kalaupun ada tambahan, kurvanya tidak tajam seperti bulan April. Kalau sebelumnya sehari bisa bertambah lima sampai 12 orang, sekarang antara satu sampai tiga orang.

"Di sisi lain, pemeriksaaan sampel spesimen COVID-19 secara mandiri Insya Allah akan kita mulai awal Juni bulan depan. Mari kita berdoa kepada Allah SWT agar pelaksanannya nanti berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan," kata Irianto.

Sesuai laporan alat Polymerase Chain Reaction atau PCR yang ditunggu-tunggu sudah tiba di Tarakan sejak Kamis (21/5) dan diantar ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pemprov di Kota Tarakan Jumat (22/5).

Di RSUD Tarakan juga sedang dikebut pekerjaan renovasi laboratorium yang terstandar. Di laboratorium inilah alat PCR akan dioperasikan. Proses uji sampel juga akan difokuskan di laboratorium ini.

Ruangannya ditambah sekat, ruang IT-nya juga juga harus safety. Ada lapisan yang dipasang di dinding-dinding sebagai pengaman.

Lantainya juga didesain sesuai standar kesehatan. Proses renovasi ruangan diperkirakan membutuhkan waktu kurang dari sepekan ke depan. Ruang juga akan dilengkapi alat bertekanan negatif. Alat ini masih dalam proses pengiriman ke Tarakan.

Alat bertekanan negatif ini lumayan besar, pengirimannya hanya bisa melalui kapal laut kargo. Alat ini dipasang kalau ruang laboratorium sudah selesai. Selanjutnya lemari pendingin sampel bersuhu minus 80 derajat.

Setelah alat bertekanan negatif terpasang, teknisi PCR selanjutnya akan datang membawa reagen sekaligus memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan yang akan mengoperasikan PCR. Pengoperasian PCR akan dilakukan oleh 6 orang tenaga medis.

Akan disiapkan juga tenaga administrasi untuk melakukan pencatatan sampel yang keluar masuk.

"Kita ingin operasionalnya full atau maksimal. Maka itu SDM di laboratorium harus siap. Dan ada pembagian tugas supaya personel yang bertugas di laboratorium itu tidak merangkap," kata Gubernur.
Baca juga: Ini 25 daerah disiapkan "new normal" COVID-19, termasuk Tarakan
Baca juga: TNI-Polri dikerahkan pada pelaksanaan "normal baru"