Jakarta (ANTARA) - Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana berharap peristiwa kematian George Floyd yang memicu kemarahan publik dan kerusuhan di Minneapolis, Amerika Serikat, bisa menjadi pelajaran bagi personel Kepolisian Republik Indonesia.
"Kami berharap peristiwa itu menjadi pelajaran bagi polisi Indonesia," ujar Brigjen Chryshnanda saat dihubungi, di Jakarta, Sabtu.
Baca juga:Polisi Minneapolis ditangkap, dituntut pembunuhan atas George Floyd
Baca juga:Pembunuhan George Floyd oleh polisi AS picu penjarahan dan pembakaran
Baca juga:Kepolisian Minneapolis minta maaf kepada keluarga George Floyd
Ia menekankan bahwa tugas polisi adalah untuk menjamin keamanan di tengah masyarakat.
"Polisi dibangun untuk mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial. Keteraturan sosial di sini dapat dimaknai lagi pada terjaminnya keamanan dan rasa aman," katanya.
Selain itu, polisi juga harus mampu untuk menyelesaikan konflik dan mencegah agar suatu konflik tidak meluas.
Chryshnanda menegaskan bahwa dalam melakukan penegakan hukum harus tetap mengedepankan supremasi hukum.
"Menangani kejahatan dan pencegahannya dengan cara yang tetap berbasis pada supremasi hukum, memberikan jaminan dan perlindungan HAM, transparansi dan akuntabel, berorientasi pada upaya peningkatan kualitas hidup dan adanya pembatasan dan pengawasan kewenangan kepolisian," kata jenderal bintang satu itu.
Oleh karena itu polisi harus mampu menjadi mitra dan diterima keberadaannya di tengah masyarakat.
"Polisi sebagai pejuang kemanusiaan. Keberadaan polisi dapat mengurangi rasa takut warga akan adanya gangguan kriminalitas. Menjadiproblem solving. Membangun kemitraan, mengutamakan pencegahan dan keberadaannya diterima dan didukung masyarakat yang dilayaninya," tambah Chryshnanda.
Baca juga:WNI aman di tengah status darurat akibat kerusuhan di Minneapolis
Baca juga:Polisi tangkap reporter CNN yang meliput kerusuhan di Minneapolis
Baca juga:DPR AS tuntut penyelidikan pembunuhan warga AS kulit hitam
Berawal uang palsu
Sebelumnya, kerusuhan besar melanda Amerika Serikat seperti dilaporkan Reuterspada Sabtu (30/5/2020).
Kerusuhan massal bernuasa SARA bermula dari aksi demonstrasi kematian pria kulit hitamGeorge Floyd.
Penangkapan Floyd terekam dalam sebuah video yang kemudian menjadi viral.
Tangan Floyd diborgol dan kemudian dijatuhkan ke aspal oleh polisi. Seorang polisi menekan leher Floyd dengan lutut.
Dalam video, Floyd merintih kesakitan, mengaku sulit bernafas
dan sempat memaggil mamanya.
Aksi meluas hampir ke seluruhAmerika Serikat(AS) usai terjadi kasuskematian George Floyd, yang lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis.
Polisi menuduh Floyd melakukan transaksi dengan uang palsu, dan
dalam penangkapan berujung kematian.
Demontrasi berujung kerusuhan meluas ke berbagai negara bagian.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Berita Terkait
Terkait kerusuhan Capitol Amerika, Google blokir jejaring sosial ini
Senin, 11 Januari 2021 8:01
Kerusuhan di Capitol Amerika, empat tewas dan 52 ditangkap
Kamis, 7 Januari 2021 15:38
Pemakaman Floyd disiarkan semua televisi utama Amerika
Rabu, 10 Juni 2020 13:32
Anthony Joshua: demo itu "vaksin" bagi "virus" rasisme
Minggu, 7 Juni 2020 12:55
Demi kesetaraan rasial, Michael Jordan donasikan Rp1,4 triliun
Minggu, 7 Juni 2020 10:46
Sikap Trump terhadap kasus Floyd, Facebook berjanji perbaiki kebijakan
Minggu, 7 Juni 2020 3:39
WNI di AS diingatkan, jangan turun ke jalan terkait kematian George Floyd
Kamis, 4 Juni 2020 10:45
Protes unggahan Trump, karyawan Facebook "walk out"
Rabu, 3 Juni 2020 3:16