Hikmah pandemi bagi warga binaan LP Tarakan

id Lapas

Hikmah pandemi bagi warga binaan LP Tarakan

Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan Yosef B Yembise di Tarakan. Istimewa

Tarakan (ANTARA) - Badai pandemi COVID-19 telah memukul berbagai sektor kehidupan di Indonesia sekitar 10 bulan terakhir.

Hal itu ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi melambat.

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan sepanjang tahun 2020 pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar minus 2,2 persen yoy (year on year) hingga minus 1,7 persen yoy.

Ternyata kondisi sulit itu malah membawa hikmah bagi warga binaa atau narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tarakan.

Kondisi terkurung di dalam LP membuat mereka lebih fokus untuk melakuka hal-hal produktif.

Meski mereka juga merasakan kian ketat protokol kesehatan, khususnya terkait kunjungan keluarga ke LP agar tidak menulari warga binaan.

Selama masa pandemi COVID-19 warga binaan atau narapidana yang berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tarakan tetap produktif.

Pendapatan dan hasil dari aktifitas mereka itu digolongkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Bahkan, mereka bisa menyimpan hasil usahanya melalui tergabung dalam Gerakan Pemberdayaan Narapidana dan Gerakan Narapidana Menabung (Gernabung)," kata Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan Yosef B Yembise di Tarakan, belum lama ini.

Selama masa pandemi mereka tetap aktif di dalam (lapas), yakni perbanyak kegiatan olahraga rekreasi.

Kegiatan lain, katanya, pembinaan kemandirian cetak batu bata dan meubel.

Selain itu ada juga napi yang memproduksi amplang, tata boga, sablon, sambal lapas, kopi bui dan ada yang kerja di luar untuk membantu panen sayur milik masyarakat sekitar.

Mereka tergabung dalam Gerakan Pemberdayaan Narapidana dan Gerakan Narapidana Menabung (Gernabung).

Uang diperoleh oleh napi yang bekerja tersebut selanjutnya ditabung di Bank BRI.

Uang napi tersebut selain ditabung dapat digunakan oleh mereka sendiri dan untuk keluarganya bila sudah habis masa tahanan.

Saat ini daya tampung lapas Tarakan hanya 400 napi, namun jumlah penghuni sebanyak 1.078 napi.

Napi itu terdiri dari napi 785 orang dan tahanan 293 orang, kelebihan kapasitas 190 persen.

Yosef menegaskan, sudah memiliki program agar lapas Tarakan selalu kondusif di tengah kelebihan kapasitas.

Program Kepribadian

Salah satunya, program pembinaan kepribadian seperti meningkatkan ibadah di Mesjid, Gereja, belajar Al Quran, pengajian dan pemberantasan buta huruf (PBH).

“Kita juga memperketat protokol kesehatan jadi petugas dibatasi, wajib cuci tangan, menggunakan masker dan jaga jarak.

Bila ada gejala langsung ditangani dokter yang siaga 24 jam.

Kemudianuntuk kegiatan olah raga dilaksanakan setiap hari Rabu dan Jumat senam bersama dengan petugas Lapas, setelah olah raga pada hari Jumat dilanjutkan dengan Jumat Ekspesi.

Pada Jumat Ekspresi tersebutkegiatan dilakukan bermain musik, menyanyi dan ditutup dengan tari Persatuan merupakan perpaduan tarian dari Maumere dan Papua.

Hal ini dilakukan juga dapat meningkatkan imunitas tubuh.

Para napi tiap hari berjemur di bloknya masing – masing, kemudian seminggu dua kali seluruh tempat di Lapas Kelas II Tarakan disemprot disinfektan, guna mencegah terpapar COVID-19.

Selama masa pandemi COVID-19, para napi tidak boleh dijenguk keluarganya, hanya boleh menggunakan video call pada waktu – waktu yang telah ditentukan.

Sedangkan barang bawaan yang masuk untuk napi harus disemprot dulu.

Kunjungan online

Sementara itu, salah satu napi wanita di Lapas Tarakan bernama Ida Noormiyati mengatakan selama masa pandemi ini, dia difasilitasi lapas untuk kunjungan online, agar dapat berhubungan dengan keluarga.

Selama di lapas tersebut dan masa pandemi seperti ini, dia mengisi waktu yang menghasilkan dengan membuat amplang ikan.

“Saya membuat amplang seminggu satu sampai dua kali seminggu, kita satu tim terdiri dari lima orang,” kata Ida.

Selanjutnya amplang yang dikemas tersebut ditaruh di warung dan toko wilayah Tarakan seperti di toko ke Nexstar, Lina Semeil dan Angker Kopi.

Ida saat ini sudah menjalani masa tahanan selam 5 tahun satu bulan dari masa tahanan selama delapan tahun tiga bulan.

Dia mengungkapkan selama dalam tahanan selain membuat amplang ikan, ia juga melakukan olah raga dengan senam seminggu sekali.

“Harapannya kalau sudah bebas, ingin segera kumpul dengan keluarga kembali. Kalau ada modal mau mengembangkan buat amplang juga,” katanya.

Pengelola Bimbingan Kemandirian Lapas Kelas IIA Tarakan, Muhamad Fauzan Rizki mengatakan bahwa selama masa pandemi kegiatan di lapas berjalan seperti biasa.

“Baik pembinaan kepribadian maupun kemandirian. Pelaksanaan prokes sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu dengan memakai masker, penutup kepala, apron dan mencuci tangan dengan sabun,” kata Fauzan.

Sedangkan kondisi seluruh napi sehat dan jika ditemukan napi dengan gangguan kesehatan ringan akan ditindak lanjuti oleh Tim medis Lapas Tarakan.

Sebelumnya sebanyak tiga warga binaan Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Tarakan positif COVID-19 dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan dan Rumah Sakit Kota Tarakan (RSKT)

Satu orang yang RSUD Tarakan ada kormobid sedangkan dua orang di RSKT, OTG (Orang Tanpa Gejala).

Lapas bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Tarakan dalam penanggulangan COVID-19 dengan melakukan rapid tes dan tes usap.

Bila ditemukan ada yang gejala sekaligus reaktif pada warga binaan, pihak Lapas Tarakan langsung melakukan isolasi di kamarnya jadi tidak dibuka untuk bergaul dengan yang lain karena rawan.


Baca juga: Benarkah GeNose dapat mendeteksi COVID-19 dalam 10 detik? Ini faktanya!

Baca juga: Lapas Tarakan bersinergi dengan Brimob Polda Kaltara