Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama meminta kepada masyarakat yang akan melaksanakan shalat gerhana tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan jumlah jamaah hanya dibatasi 50 persen dari keterisian masjid/mushalla/lapangan.
"Kami mengimbau kaum Muslimin agar melakukan shalat gerhana dan menerapkan protokol kesehatan," ujar Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data astronomi, pada Rabu (26/5) akan terjadi gerhana bulan total atau Khusuful Qamar. Gerhana diperkirakan akan berlangsung sejak pukul 18:09 hingga 20:51 WIB.
Menurut dia, sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, umat Islam dianjurkan melakukan shalat gerhana walaupun dalam posisi gerhana bulan sebagian. Selain itu, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak zikir, doa, istighfar, taubat, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya.
Baca juga: Kemenag imbau masyarakat shalat gerhana minta COVID-19 segera berakhir
Baca juga: Warga di daerah aman dari COVID-19 bisa shalat gerhana berjamaah
"Mempertimbangkan waktu terbit bulan di masing-masing daerah, maka shalat gerhana bisa dilakukan pada rentang setelah shalat Maghrib sampai selesai gerhana sesuai dengan waktu di atas," ujar Kamaruddin.
Adapun sejumlah panduan pelaksanaan shalat gerhana seperti boleh dilakukan di masjid/lapangan asal masuk dalam kategori zona hijau dan kuning risiko penularan COVID-19, sementara zona merah dan oranye diminta melaksanakannya di rumah.
"Jamaah yang hadir tidak boleh melebihi 50 persen dari kapasitas tempat agar dapat menjaga jarak antar shaf dan jamaah. Harus tetap mengenakan masker selama pelaksanaan shalat gerhana," katanya.
Panitia dianjurkan menggunakan alat pengecek suhu (thermo gun) dalam rangka memastikan kondisi jamaah sehat dan menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer di setiap pintu masuk.
"Bagi para lansia (lanjut usia) atau orang dalam kondisi kurang sehat, baru sembuh dari sakit atau dari perjalanan, disarankan tidak menghadiri shalat gerhana bulan," kata dia.
Khutbah shalat gerhana dilakukan secara singkat dengan tetap memenuhi rukun dan syarat khutbah paling lama 10 menit dan jamaah kembali ke rumah dengan tertib dan menghindari berjabat tangan dengan bersentuhan secara fisik.
Baca juga: Super Blood Moon 26 Mei Indonesia, fase gerhana tampak di lokasi ini
Baca juga: Masyarakat di Papua dapat melihat gerhana bulan total dengan aman
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
Berita Terkait
Gerhana matahari hibrid tidak terlihat di Tarakan
Kamis, 20 April 2023 14:00
Gerhana bulan total 8 November 2022, hampir semua daerah terlihat termasuk Kaltara
Selasa, 8 November 2022 14:42
Pertama kali shalat gerhana di Tenda "Arafah" Masjid At Tabayyun, ini suasananya
Kamis, 27 Mei 2021 6:45
Cuaca buruk, gerhana bulan tak terlihat di langit Bulungan
Rabu, 26 Mei 2021 19:50
BMKG: Fenomena Super Blood Moon berpotensi terjadi banjir rob
Rabu, 26 Mei 2021 8:09
Jangan lupa, fenomena Gerhana Bulan Merah Super Rabu (26/5/2021) 18.18 Wib
Rabu, 26 Mei 2021 2:36
Antusiasme remaja kuliah subuh di tenda Masjid At Tabayyun, jelang Shalat Gerhana
Minggu, 23 Mei 2021 6:45
Gerhana bulan penumbra malam ini terlihat juga di Kaltara
Senin, 30 November 2020 19:59