Haji Momo Tokoh Masyarakat Perbatasan Malaysia Bantu Penanganan COVID

id Covid

Haji Momo Tokoh Masyarakat Perbatasan Malaysia Bantu Penanganan COVID

Salah satu tokoh masyarakat Sebatik, Kabupaten Nunukan Nuwardi Pakki atau Haji Momo membantu langsung penanganan COVID-19 wilayah perbatasan Malaysia di Sebatik, Nunukan. Istimewa

Tarakan (ANTARA) - Salah satu tokoh masyarakat Sebatik, Kabupaten Nunukan Nuwardi Pakki atau Haji Momo membantu langsung penanganan COVID-19 di wilayah perbatasan Malaysia dengan langsung memberi alat kesehatan dari Tiongkok dan Australia.

"Keberadaan kita menjadi penting bagi sesama. COVID-19 ini tidak hanya berdampak pada satu atau dua sektor saja. Semua sektor terdampak. Kemudian saya berinisiatif, bahwa penanganannya butuh dukungan kita bersama," kata Haji Momo di Nunukan, Senin.

Menurutnya penanganan COVID-19 yang melanda seluruh dunia, tidak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat luas. Haji Momo berharap peran sertanya dalam penangganan COVID di perbatasan di tapal batas Indonesia, bisa membantu yang membutuhkan.

"Kita kuat jika kita saling menguatkan di tengah kondisi sulit ini,” katanya.

Dia mengungkapkan bahwa merasa memiliki tanggung jawab sosial bagi masyarakat Kalimantan Utara. Meski bukan hal baru bagi Haji Momo, karena dia menyalurkan sejumlah bantuan, dari mulai alat kesehatan hingga sembako.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sebatik, Nunukan Andi Syahriful Asri mengatakan bahwa Haji Momo merupakan tokoh masyarakat perbatasan turut dalam penanganan pandemi sejak awal munculnya di Kaltara.

“Sejak awal pandemi, Maret 2020 lalu, para tokoh masyarakat di sini (Sebatik, Kaltara) sudah melakukan banyak cara. Mereka memanfaatkan link dan koneksi mereka untuk memesan APD, alat rapid tes dan vitamin,” kata Andi.

Selain itu, Haji Momo juga menyiapkan gedung untuk posko penangganan COVID-19, sekaligus yang mengurus semua kebutuhan nakes dan peralatan di posko.

"Ada tiga gedung yang disiapkan, tapi karena harus ada satu gedung terpusat, kami pilih yang ada di tengah kota,” kata Andi.

Pada April 2020 saat kelangkaan APD untuk tenaga kesehatan (nakes) terjadi, bahkan ada yang harus mengenakan jas hujan dalam tugas menelusuri kontak erat COVID-19. H.

Kemudian Haji Momo berkoordinasi dengan para dokter untuk meminta contoh bahan yang memang layak digunakan sebagai APD.

“Beliau yang membeli bahannya, kemudian ke tukang jahit untuk membuat APD. Ada juga 'face shield' yang digunakan nakes awalnya, itu dibuat oleh beliau dan beberapa tenaga yang membantu,” katanya.

Akhirnya para tokoh masyarakat lain juga melakukan hal yang sama dengan Haji momo. Kendala APD untuk para nakes pun dapat teratasi.

Andi mengungkapkan bahwa Haji Momo juga memesan langsung ke Tiongkok sejumlah alat rapid tes yang digunakan untuk skrining kasus Covid-19 yang harganya masih dibanderol Rp2.000.000,- per unit saat itu.

“Beliau memanfaatkan relasi, padahal saat itu rapid tes sulit by diperoleh. Alat itu datang, kami gunakan ke banyak orang, termasuk TNI-Polri, untuk meminimalkan risiko. Karena TNI-Polri juga pelayan publik, yang berkontak dengan banyak orang,” tambahnya.

Selain itu, Haji Momo juga menginisiasi pembuatan alat cuci tangan di lokasi-lokasi strategis dan fasilitas umum di Pulau Sebatik.

“Dia juga memesan alat PCR dari Australia. Beliau takut karena hasil rapid tes diterima lama sekali, sampai kadang lebih sepuluh hari baru diterima setelah dipesan. Kita harus mengirim sampel ke BBLK Surabaya yang butuh waktu lama,” kata Andi.
Baca juga: Kapolri, Panglima TNI dan Menkes Tinjau Rusun Nagrak dan PPKM di Semper Barat
Baca juga: Warga Tarakan Belum Sampai 10 Persen yang Mendapatkan Vaksin COVID-19
Salah satu tokoh masyarakat Sebatik, Kabupaten Nunukan Nuwardi Pakki atau Haji Momo membantu langsung penanganan COVID-19 wilayah perbatasan Malaysia di Sebatik, Nunukan. Istimewa