Istanbul (ANTARA) - China mengecam Amerika Serikat atas tindakan penyitaan sewenang-wenang terhadap kapal-kapal milik negara lain di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Karibia.
“Praktik AS yang secara sewenang-wenang menyita kapal negara lain merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri ChinaLin Jian kepada wartawan di Beijing, Senin.
“China menentang sanksi sepihak dan ilegal yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional atau tidak memiliki otorisasi dari Dewan Keamanan PBB,” tambah Lin.
Pernyataan China itu disampaikan ketika pasukan AS memburu kapal tanker minyak Venezuela lainnya di Karibia. Jika kapal tersebut disita, maka akan menjadi kapal ketiga yang dicegat AS sejak 10 Desember.
Lebih lanjut, Lin menekankan bahwa China menentang setiap langkah yang melanggar tujuan Piagam PBB serta mencederai kedaulatan dan keamanan negara lain.
Beijing juga dengan tegas menolak segala bentuk unilateralisme dan tindakan perundungan.
“Venezuela berhak untuk secara mandiri mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara lain, dan kami percaya bahwa komunitas internasional dapat memahami serta mendukung sikap Venezuela dalam membela hak-haknya sendiri,” ujar Lin.
Adapun operasi Penjaga Pantai AS itu menargetkan tanker Bella 1, kapal berbendera Panama yang dikenai sanksi AS dan sedang berlayar menuju Venezuela untuk memuat minyak, lapor Bloomberg, Ahad (21/12).
Insiden ini terjadi setelah aksi naik kapal yang dilakukan terhadap kapal supertanker Centuries pada Sabtu serta kapal Skipper pada 10 Desember.
Kejadian ini juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Caracas.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menyatakan pemberlakuan “blokade total dan menyeluruh” terhadap kapal-kapal tanker minyak yang dikenai sanksi yang masuk atau keluar dari Venezuela.
Venezuela mengecam tindakan AS tersebut sebagai “pembajakan internasional.”
Washington menyatakan bahwa langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memberantas korupsi dan perdagangan narkotika.
Sementara itu, Caracas menuduh AS menggunakan upaya pemberantasan narkoba sebagai dalih untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro dari kekuasaan dan menguasai sumber daya minyak Venezuela
Sumber: Anadolu
Baca juga: China Pantau Perkembangan Banjir Bandang di Sumatra
Baca juga: China: Penguncian Radar Tembakan ke Jet Tempur Jepang Sesuai Aturan
