Tanjung Selor (Antara News Kaltara) –Pertemuan Gubernur Kaltara dengan jajaran direksi PT Indonesia Asahan Alumunium(Inalum), yang dipimpin Komisaris PT Inalum Chairuman Harahap Selasa (4/10) di Kantor Kantor PU dan PR,Tanjung Selor menghasilkan sejumlah kabar baik. Perusahaan industri alumunium milikNegara tersebut berencana akan mengembangkan Kawasan Industri PelabuhanInternasional (KIPI), Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan dengan membangun pabrikpengolah tambang atau smelter.
GubernurKaltara, Dr H Irianto Lambrie mengatakan rencana yang dilakukan oleh PemprovKaltara sudah memenuhi aspek legal. Yang paling mendasar adalah rencanatersebut sudah masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2015-2019. Selain itu telah dilengkapi berbagai data pendukung diantaranyaAnalisis Dampak Lingkungan (Amdal) dan Feasibility Study (FS). Ditambah lagi,tahun depan akan dilakukan penyusunan Detail Engineering Design (DED).
“BaikPLTA, Kawasan Industri, Kota Baru Mandiri Tanjung Selor hingga Pelabuhan lautinternasional, akan dibangun secara terintegrasi dan simultan,†jelas Irianto.
Karenaitu, Gubernur menilai kehadiran seluruh pihak terkait sangat penting. Apalagi,beberapa pihak yang akan ikut mengembangkan kawasan tersebut.
Diarahkannyapengembangan industri tersebut di Kaltara, disebabkan oleh potensi energilistrik yang dimiliki Kaltara ramah lingkungan dan relatif murah, karenadibangun oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
“Datangnya,perwakilan PT Inalum ke Kaltara untuk melakukan penjajakan sekaligus meninjaulokasi Tanah Kuning,†jelasnya.
Gubernurjuga menjelaskan, saat ini Pemprov Kaltara sedang dalam tahap prosespenyelesaian Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kaltara. Jika itu bisa diselesaikan dalam waktu dekat, Gubernur akanmengeluarkan surat keputusan untuk menetapkan kawasan industry.
“Setelahitu, kita baru bisa mengeluarkan rekomendasi perijinan untuk kawasan tersebut.Tentu semuanya harus mengikuti aturan,†papar Irianto.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartartotelah mendukung penuh rencana tersebut. Ditambah lagipihak Kemenperin telah mendiskusikan kawasan itu dengan Presiden RI, JokoWidodo.
“Kamipernah menyempatkan diri untuk mendiskusikan kawasan industry tersebut denganPresiden Joko Widodo waktu peresmian Terminal Bandara Internasional JuwataTarakan, beberapa waktu lalu,†jelasnya.
Secarageografis, lanjut Gubernur, lokasirencana pengembangan KIPI saat ini sangat strategis. Sebab, lokasi Tanah Kuningmerupakan kawasan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang menjadi uratnadi perdagangan laut Indonesia.
“Lokasi Kaltara yang strategis menghubungkanIndonesia dengan Malaysia maupun Filipina dan Brunei Darussalam,†ujarIrianto.
Selainitu, rencanapembangunan listrik di Kaltara baik PLTA, PLTU maupun PLTG berperan penting dalammendukung pengembangan kawasan industri di Kaltara.“Tanpa adanya listrik tentukawasan industri tidak bisa berkembang, kita berharap pembangunan listrik diKaltara dapat menyokong pengembangan kawasan industri,†jelasnya.
Gubernurmengatakan, PT Kayan Hydro Energi (KHE) telah melakukan revisi mengenai rencanapengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang awalnya hanya 6.080megawatt menjadi 9.000 megawatt.
“Berdasarkanpaparan PT KHE, pada pembangunan Kayan I, akan menghasilkan listrik 900megawatt. Dan itu cukup besar untuk ukuran Indonesia,†jelas Irianto.
Gubernurberharap paling lambat pada awal tahun 2017 sudah bisa dimulai peletakan batupertama. “Karena ini proyek strategis nasional, pada peletakan batu pertama,kami berharap dilakukan oleh Presiden RI,†jelasnya.