Pengamat: Prabowo Konsisten Dengan Pidato Pertama di 100 Hari Kerja

id Prabowo

Pengamat: Prabowo Konsisten Dengan Pidato Pertama di 100 Hari Kerja

Arsip- tangkapan layar Presiden Prabowo saat pidato kenegaraan pertama pada Oktober 2024. (ANTARA/Boyke Ledy Watra)

Bengkulu (ANTARA) - Pengamat Kebijakan Publik Dr Anzori Tawakal menyatakan apa yang telah dilakukan Presiden Prabowo Subianto 100 hari pertama memimpin konsisten dengan apa yang telah disampaikan pada pidato kenegaraan pertama pada Oktober 2024 lalu.

"Program-program prioritas, baik bidang ekonomi, sosial kesejahteraan, hukum itu memang Presiden Prabowo konsisten sesuai dengan pidato pertama saat beliau pelantikan," kata Anzori Tawakal, di Bengkulu, Sabtu.

Dia mengatakan, Presiden Prabowo menekankan swasembada pangan, dan pada 100 hari pertama di berbagai wilayah sudah bergerak cetak lahan baik padi, jagung dan komoditas penting lainnya.

Kemudian, kata Anzori di sisi hukum presiden juga serius bahkan kasus-kasus hukum yang dinilai tidak berkeadilan menurut publik. Seperti, Presiden Prabowo bahkan menyindir langsung kasus pidana korupsi tata niaga komoditas timah.

"Ini menunjukkan, presiden menunjukkan komitmennya soal hukum, terutama korupsi. Komitmen presiden ini akan secara populis menjawab soal-soal terkait persoalan bangsa, juga dengan pemberantasan korupsi," kata dia lagi.

Berikutnya dari sisi sosial, kata Anzori Presiden Prabowo Subianto juga benar-benar serius mewujudkan janji kampanyenya untuk memastikan gizi para putra-putri penerus bangsa.

"Makanan bergizi gratis yang dijanjikan bahkan langsung direalisasikan pada 100 hari kerja pertama, kemudian diikuti upaya pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan," kata dia.

Namun, Anzori juga mengingatkan, para pembantu presiden di kabinet baik menteri, wakil menteri hingga jajaran birokrat kementerian harus dapat dengan cepat dan tepat mengejawantahkan pernyataan dan kebijakan Presiden Prabowo Subianto.

"Begitu juga efisiensi anggaran, saya menilai Presiden Prabowo bukan ingin efisiensi memangkas-mangkas begitu, tetapi modelnya itu realokasi, pemborosan yang biasanya seperti pengadaan ATK, perjalanan dinas, seremoni di hotel menghabiskan banyak anggaran di realisasikan ke program tepat yang menyejahterakan rakyat. Kabinet harus memahami apa yang diinginkan presiden," ujarnya.
Baca juga: Presiden Undang Pengusaha Asing Ikut Bangun Infrastruktur di Indonesia
Baca juga: Prabowo: MBG Program Sederhana, Namun Investasi Signifikan Masa Depan