Tanjung Selor (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara mengingatkan semua pihak terkait untuk mewaspadai ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Pasanya 'hotspot' atau titik panas mulai bermunculan kembali beberapa hari terakhir di provinsi ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Kaltara Andi Santiaji Pananrangi di Tanjung Selor, Rabu.

Diperkirakan kemarau mulai terjadi  pada Agustus dan puncaknya akhir tahun.

Di Kaltara dalam beberapa hari terakhir sempat terpantau titik panas, termasuk per 10 Agustus 2020.

Ada tercatat ada tujuh titik panas  terpantau satelit, yakni enam  terpantau di Malinau dan satu  di Nunukan. 

Hal itu berdasarkan data diolah dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) sumber dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan), yakni hasil pencitraan data Satelit Terra, Aqua, SNPP dan NOAA20.

Baca juga: Presiden: TNI/polisi dicopot jika daerahnya Karhutla

Terkait hal itu, pihaknya kini mulai mengantisipasi dengan berkoordinasi dengan semua pihak terkait.

Termasuk pemerintah kabupaten dan kota.

Upaya persiapam mulai dari peralatan dan sumber daya manusia kata Andi sudah terlatih.

"Yang jelas upaya mencegah jauh lebih baik ketimbang menanggulangi jika terjadi bencana," ujarnya.

Instansinya juga telah meminta BPBD Kabupaten/Kota memanfaatkan teknologi dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya, termasuk BMKG guna terus memantau perkembangan titik panas agar tidak menimbulkan kebakaran.

BPBD juga dalam waktu dekat akan memberikan sosialisasi edukasi kepada aparat desa perihal pentingnya mencegah karhutla.

Baca juga: Menteri LHK: Antisipasi karhutla tetap prioritas

Baca juga: Sebanyak 6 rumah hangus terbakar di Tarakan
 

Pewarta : Redaksi
Editor : Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2024