Balikpapan (AntaraNews Kaltara) - GubernurKalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie memaparkan 4 persoalan utama diwilayan perbatasan negara, terutama di Kaltara yang berbatasan langsung denganMalaysia.
Demikiandisampaikan Irianto saat memberikan materi dalam rapat pimpinan (Rapim) didepan puluhan komandan satuan dan perwira TNI AD lainnya di jajaran KodamVI/Mulawarman, Rabu (08/02) kemarin.
Iriantomengatakan, ada 4 permasalahan urgen di wilayah perbatasan yang perlu menjadiperhatian serius. Yaitu, persoalan peredaran narkoba dari Malaysia yang masukke Indonesia, masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), keamanan wilayah laut sertamengenai kebutuhan pokok masyarakat di perbatasan yang masih bergantung denganNegara tetangga.
Dipaparkannya,peredaran narkoba di Kalimantan, baik Kaltimmaupun Kaltara sudah sangat mengkhawatirkan. Banyaknya jalur tikus diperbatasan Indonesia – Malaysia di Kaltara, menyebabkan dengan mudahnyabarang-barang illegal termasuk narkoba masuk ke Indonesia.
“Ada ribujalur tikus di perbatasan. Bahkan data yang kami peroleh ada sekitar 14.000jalur tikus di sepanjang 1098 kilometer perbatasan kita. Dari situ,barang-barang illegal, mulai narkoba, minuman berakohol, dan lain-lainnya masukke Indonesia lewat Kaltara,†ungkap Irianto.
Keberadaanpasukan TNI AD di perbatasan, kata Irianto sangat bermanfaat. Terbukti beberapakali, bekerjasama dengan aparat keamanan dalam hal ini Polri menggagalkanmasuknya barang illegal, termasuk narkoba dari Malaysia.
“Penggunanarkoba di Kaltim dan Kaltara sangat besar. Menurut data BNN Kaltim sdh adapuluhan ribu orang. Usianya juga beragam. Bahkan ada yang usia SD sudah menjadipengguna. Ini sangat mengkhawatirkan,â€ujarnya.
“Bahkanyang lebih dikhawatirkan lagi, diindikasikan pihak Negara tetangga adapembiaran masuknya narkoba ke Indonesia. Ini yang perlu diwaspadai,†lanjutIrianto.
Persoalanlain yang tak kalah penting, adalahmasalah TKI. Ribuan bahkan ratusan ribu warga Indonesia bekerja di Malaysia.Tiap bulan, bahkan seminggu sekali ada deportasi melalui pintu perbatasan diKaltara. Baik yang legal maupun illegal.
Masalahketiga di perbatasan, disampaikan Irianto adalah mengenai keamanan perariran.Beberapa kali kasus penyanderaan, maupun perompakan kapal di laut perbatasanantara Malaysia – Indonesia – Filipina.
Iriantomengatakan, untuk mengatasi hal ini selain pengamanan yang diperkuat, jugaperlu dibangun kerjasama yang baik antara ketiga Negara yang berbatasan ini.Salah satunya, masukan Irianto kerjasama perdagangan dan budaya.
Terakhir,persoalan yang harus mendapatkan perhatian serius adalah mengenai kebetuhanpokok di perbatasan. Di mana penyebab utama dari masalah ini adalah karenaketerisolasian.
“Sudahmenjadi masalah sejak bertahun-tahun, setiap awal tahun masyarakat diperbatasan kesulitan untuk keluar daerahnya. Hal ini karena subsidi ongkos angkutnyayang harus menunggu proses lelang. Saya sudah beberapa kali bertemu denganMenteri Perhubungan, agar subsidi ini dengan sistemkontrak tahun jamak (multiyears),†ujarnya.
Selain itu,untuk jangka panjang Irianto mengusulkan langsung ke presiden agar dihibahkanpesawat untuk melayani masyarakat di perbatasan.
“Kemudianuntuk pemenuhan kebutuhan pokok, sudah dalam proses pembentukan Toko Indonesiadi Perbatasan. Mudah-mudahan 2018 nanti sudah mulai beroperasi. Dengan tokoIndonesia, masyarakat di perbatasan bisa mendapatkan kebutuhan pokok denganharga yang tidak jauh beda dengan di kota-kota lain di Kaltara. Karenadisubsidi,†jelasnya.
Bukan hanyaitu, Irianto menambahkan, dalam hal kebutuhan bahan bakarminyak (BBM) sejaktahun kemarin telah didirikan APMS (agen penjualan minyak dan solar) yang langsung disuplay oleh pertamina. Dengandemikian harga BBM di Krayan, sama dengan di Nunukan ataupun di Tanjung Selor.
Dalampaparannya di depan Pangdam VI/Mulawarman Mayjend TNI Johny L Tobing, dan parapeserta Rapim, mulai dari Danrem, para Komandan Kodim, Komandan Batalyon danpimpinan satuan TNI AD lainnya se Kaltim, Kaltara dan Kalsel, Irianto jugamenyampaikan beberapa hal yang sudah dilakukan terkait dengan pembangunanpertahanan di Perbatasan.
DisebutkanIrianto, beberapa hal yang dilakukan antara lain pembangunan sarana jalan danjembatan di perbatasan, peningkatan bandara perintis termasuk membangun bandarabaru, peningkatan sarana dan prasarana dasar masyarakat, seperti rumah sakit diperbatasan, sekolah dan kebutuhan masyarakat lainnya.
“Melalui komunikasi dan koordinasi yang intenske pusat, melalui berbagai kementerian Alhamdulillah banyak dana dari pusatyang mengucur ikut membangun perbatasan kita,†imbuhnya.