Tanjung Selor (Antara News Kaltara) – GubernurKalimantan Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie menginstruksikan kepada setiappimpinan Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten dan kota untuk mendata jumlahtenaga dan alat kesehatan yang ada di tiap fasilitas kesehatan di wilayahnya.Ini dilakukan untuk memastikan kemampuan sumber daya kesehatan di Kaltara untukmenangani upaya penurunan tingkat kematian ibu dan anak yang cukup tinggi.
Berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan(Kemenkes) RI, angka kematian ibu tercatat 305 per 100.000 kelahiran. Sementaratahun 2016 menunjukkan angka 4.834, di tahun 2015 angkanya mencapai 4.897, dandi 2014 angkanya 5.048. Ini berarti, setiap bulan ada 400 ribu ibu meninggalsetiap bulan atau 15 ibu meninggal setiap hari.
Guna diketahui, penyebab tertinggi kematian ibu pada2016, 32 persen diakibatkan perdarahan. Sementara 26 persen diakibatkanhipertensi yang menyebabkan terjadinya kejang, keracunan kehamilan sehinggamenyebabkan ibu meninggal. Karena itulah, Kemenkes menggiatkan kepadabidan-bidan untuk melakukan deteksi dini risiko kehamilan. Kemenkes akanmenyediakan alat untuk memperkuat bidan. Jadi, ketika ditemukan hipertensi,sudah dicegah sejak awal agar jangan sampai terjadi komplikasi. “Perlu didatajumlah dokter dan spesialisasinya, tenaga kesehatan pendukung lainnya, tenagakeperawatan, dan kekuatan serta kemampuan dari alat kesehatan yang dimilikitiap daerah,†kata Irianto.
Selain mendata kuantitas tenaga kesehatan, Gubernurjuga mengarahkan kepada setiap pimpinan Dinkes di kabupaten dan kota untukmengetahui secara pasti penyebaran tenaga kesehatan tersebut. “Data yang akuratdan terpercaya itu penting. Salah satunya demi efektivitas anggaran, sehinggadalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan urusan kesehatan tak lagiberdasarkan taksiran,†jelasnya.
Pimpinan Organisasi PerangkatDaerah (OPD) terkait,patut pula mempertegas keteguhan integritas dan dedikasi dari setiap tenagakesehatan yang ada di wilayahnya. Ini berkaitan dengan kecepatan dan kemudahanlayanan yang seharusnya diterima oleh masyarakat. Apalagi, Irianto telahmerencanakan untuk memulai prosedur layanan kesehatan 24 jam di sejumlahfasilitas kesehatan yang dinilai memadai.
“Layanan yang diberikan nantinya, selain 24 jam,juga didukung dengan fasilitas dan kualitas layanan yang maksimal. Minimal 500orang kurang mampu di wilayah Kaltara ini ditargetkan dapat dibantu olehlayanan maksimal ini,†urainya.
Rencananya, layanan kesehatan dengan fasilitasmaksimal dan berkualitas ini akan dimulai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)Tarakan. “Dimulai dari RSUD Tarakan, setiap orang kurang mampu yang sakit,diangkut dengan baik dan diberikan layanan kesehatan maksimal sejak dalamambulans hingga ke ruang perawatan,†ungkap Irianto.
Setelah RSUD Tarakan dinilai mampu menjalankanprogram ini dengan baik, akan disusul RS lainnya di wilayah Kaltara. “Memangsemua ini butuh proses, dan setiap orang harus siap jatuh. Jadi, dalam kasusini, kalau pimpinan RS tak mampu menjalankan program ini, ya harus siapdiganti,†kata Gubernur.
Sebagai informasi, pada saat ini yang menjadimasalah hampir di semua wilayah di Indonesia adalah karena kehamilan di bawahusia 20 tahun. Hamil dan bersalin di bawah usia 20 tahun sangat berisiko karenadi usia ini rahim belum siap dijadikan tempat tinggal janin dan menjalanipersalinan. Sehingga bisa menyebabkan komplikasi. Penyebab lain kematian bayibaru lahir adalah sesak napas dan infeksi.