Jakarta (Antara News Kaltara) – Pemerintah melalui KementerianPerindustrian (Kemenperin) RI, merespon positif terhadap rencana pembangunanKawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning danMangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, ProvinsiKalimantan Utara (Kaltara). Selain telahmemasukkan dalam usulan Proyek Strategis Nasional (PSN), Kemenperin jugamendorong untuk percepatan pembangunan sarana dan prasarana penunjangnya. Salahsatunya, menginginkan percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) Sungai Kayan di Peso.
Demikian tanggapan dari pihak Kemenperin RI, setelahmendengar paparan dari Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, yang diwakili KepalaBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Fredrick Ellia G terkait progrespembangunan KIPI, dalam pertemuan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen)Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin RI di Hotel Bidakara Jakarta,Rabu (10/5).
Selain dari Kaltara, Rapat Evaluasi ProgresPembangunan 20 Kawasan Industri yang termasuk dalam PSN tersebut, juga diikutioleh perwakilan dari 20 daerah lain sebagai pengusul Kawasan Industri (KI). Diantaranya KI Morowali, KI Bantaeng dan lainnya.
Dalam pemaparannya, Gubernur melalui kepala Bappeda menyampaikan5 poin terkait progress pembangunan KIPI Tanah Kuning. Antara lain tentang perizinandan dukungan pemerintah daerah, kesiapan infrastruktur industri dan pendukung, anchor industry, permasalahan-permasalahanyang dihadapi, serta bagaimana usulan dukungan kementerian, lembaga dan PemerintahProvinsi (Pemprov). “Proses pemaparan kita berjalan lancar, kita diberi waktu 7sampai 10 menit. Pertemuan ini, merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuankita yang terdahulu. Yaitu mengenai sudah sejauh mana kita melengkapipersyaratan yang ada,†ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kaltara, Dr H IriantoLambrie mengatakan, mengenai dukungan Pemprov terhadap kawasan tersebut jugatelah dilakukan. Salah satunya Pemprov Kaltara sudah mengeluarkan PeraturanDaerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiKalimantan Utara. Didalam Perda itu, dinyatakan bahwa Tanjung Palas Timurditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi yang mempunyai nilai ekonomi. “Dalampaparannya, Pemprov Kaltara juga sudah menjelaskan mengenai beberapa dokumenpendukung yang sudah provinsi siapkan,†kata Irianto. Dokumen pendukung yangdimaksud, meliputi studi kelayakan ekonomi dan finansial, masterplan KIPI, rencana pembangunan pelabuhan internasional di Pindada,survei pemetaan bidang tanah, masterplanpenanganan kawasan wisata sepanjang pantai Tanah Kuning-Mangkupadi, dan perencanaanjaringan jalan. Termasuk penyusunan FeasibilityStudies (FS) jaringan jalan kereta api Tanjung Selor-Mangkupadi.
Irianto mengatakan, salah satu fasilitas yang akanmenjadi pendukung utama kawasan industri tersebut adalah pembangunan PLTA SungaiKayan di Kecamatan Peso. Listrik dari PLTA yang diproyeksikan bisa menghasilkan9.000 Megawatt (MW) tersebut, menjadi penunjang kebutuhan listrik di KIPI TanahKuning. “Kementerian meminta agar pembangunan PLTA bisa dipercepat, karena akanmenjadi pendukung utama KIPI,†ujar Irianto.
Selain menginginkan percepatan pembangunan PLTA,Kemenperin juga mendorong agar Pemprov Kaltara segera membentuk badan pengelolapengawasan industri. Yaitu sebuah lembaga di luar struktur pemerintah daerahyang berbentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Perusahaan Daerah (Perusda).
Seperti diketahui, kawasan industri Tanah Kuningyang lokasinya tak jauh dari ibukota provinsi ini, memiliki beragam potensisumber daya alam yang cukup melimpah khususnya energi terbarukan. Seperti diantaranya, untuk mineral dan energi, antara lain batu gamping (654 ribu ton diMalinau), pasir kuarsa (1 miliar ton di Nunukan), Sirtu (2,5 juta ton di Nunukan),batu bara (970 juta meter kubik per tahun), dan emas. Sedangkan, untuk potensiperkebunan, meliputi kelapa sawit, karet, kakao, kopi, tebu, kapas, tembakau,jagung, dan padi.
Di samping itu, yang juga patut diperhatikan adalahpotensi alumina dan bauksit di Pulau Kalimantan agar dapat dimanfaatkan secaraoptimal. Apalagi ditunjang oleh pembangunan PLTA, yang diharapkan mampumenyediakan energi listrik yang murah dan kompetitif untuk industri, khususnyaindustri alumina dan turunannya.