TanjungSelor (Antara News Kaltara) - Sedikitnya 20 lapangan terbang (Lapter) danbandara perintis di Kalimantan Utara (Kaltara), diharapkan bisa masuk dalamtatanan kebandarudaraan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI. Dari 20 lapanganterbang tersebut, dua di antaranya tengah diproses agar masuk dalam tatanankebandarudaraan.
GubernurKaltara Dr H Irianto Lambrie mengatakan, perlunya lapangan terbang di Kaltaramasuk dalam tatanan kebandarudaraan, karena agar alokasi dana pemerintah (APBN)baru bisa terkucur untuk membiayai peningkatan fasilitas lapangan terbangtersebut.
Sepertidisampaikan sebelumnya, Pemerintah melalui Kemenhub RI, akan mengucuskan danaAPBN sebesar Rp 1 triliun lebih ke Kaltara, mulai tahun depan (2018) hinggatahun 2019. Alokasi anggaran ini, diutamakan untuk peningkatan bandar udara(Bandara) dan Lapter di Kalimantan Utara.
BeberapaLapter yang selama ini masih proses masuk dalam tatanan kebandarudaraan,diharapkan bisa terakomodir untuk keperluan peningkatan lapangan terbangnya,melalui alokasi anggaran tersebut. Di antaranya untuk Lapter Long Layu danBinuang di Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan.
"Mudah-mudahanjika dua itu masuk tatanan kebandarudaraan, pusat juga ikut membiayai dualapangan terbang itu lewat dana Rp 1 triliun dari Kemenhub itu. Kalau itumasuk, kita usahakan lagi lapangan terbang lainnya di Malinau, juga masuktatanan kebandarudaraan supaya pusat bisa menganggarkan," kata gubernur.
Iriantomenerangkan, sebelum masuk tatanan kebandarudaraan, lapangan terbang harusmelalui verifikasi oleh tim Kementerian Perhubungan. Verifikasi dilakukan untukmenghimpun keperluan sarana dan prasarana lapangan terbang agar layak dijadikanbandar udara.
Beberapahal yang diverifikasi antara lain arah mata angin, pagar pengaman, termasukkelengkapan sarana dan prasarana di sisi daratnya. Kebanyakan lapangan terbangdi Kalimantan Utara, sebutnya, merupakan tanah lapang. "Kita punyalapangan terbang di perbatasan itu tidak dilengkapi pagar pengaman. Jika masukdalam tatananan kebandarudaraan maka sarana dan prasarananya akandiperbaiki," sebutnya.
Gubernurmenambahkan, saat ini Pemprov melalui Dinas Perhubungan tengah melakukan upayaperbaikan-perbaikan pada beberapa Lapter yang ada di Kaltara. Hal ini supayaLapter tersebut bias masuk dalam tatanan kebandarudaraan.
Iriantoberharap, 20 lapangan terbang yang tersebar di sejumlah daerah di KalimantanUtara bisa segera diverifikasi oleh Kementerian Perhubungan agar dapatmengetahui kekurangan sarana dan prasarananya termasuk menganggarkan pembiayaanuntuk peningkatan menjadi bandar udara.
"Selamaini kan kalau cuma lapter saja, pusat tidak mengetahuinya. Walaupun merekamengetahui, tetapi di tatanan kebandarudaraan kita tidak terdaftar. Artinyakita mau mengusulkan anggaran dari pusat tidak bisa. Harus ada inisiatif daerahmembangunnya menjadi bandara. Padahal itu dibutuhkan terus tiap tahun baikpesawat MAF maupun Susi Air," katanya.
Sepertipergerakan penumpang dan barang di lapangan terbang Binuang dan Long Layu,menurut gubernur, selama ini cukup intensif. Disamping mengangkut barangkebutuhan pokok juga mengangkut masyarakat. "Apalagi kita ada subsidiangkutan pesawat. Jadi intensitas penerbangan sangat tinggi," imbuhIrianto.
DATA20 INFRASTRUKTUR PENERBANGAN DI KALTARA
LapanganTerbang (ada 14 Lapter)
- 8 Lapter di Malinau
- 6 Lapter di Nunukan
BandaraPerintis (ada 5 Bandara Perintis)
1. Bulungan
- Bandara Tanjung Harapan, TanjungSelor
2. Malinau ada dua bandara perintis
- Bandara Long Apung
- Bandara RA Bessing Malinau
3. Nunukan ada 2 bandara perintis
- Bandara Long Bawan (Krayan)
- Bandara Nunukan
BandaraInternasional
- Bandara Juwata Tarakan