BI Nilai Pemerintah Berhasil Kendalikan Stabilitas Harga

id BI,Keberhasilan,Menstabilkan,Harga

BI Nilai Pemerintah Berhasil Kendalikan Stabilitas Harga

AUDIENSI : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat menerima audiensi Kepala KPw BI Kaltara Hendik Sudaryanto (pertama dari kiri) di ruang kerjanya, kemarin (2/7). (humasprovkaltara)

Tanjung Selor (ANTARA) - Secara tahunan, hingga Juni 2019, tingkat inflasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencapai 3,01 persen atau jauh dibawah rata-rata nasional. Demikian disampaikan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, sesuai laporan kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltara, kemarin (2/7) di ruang kerjanya. Dengan inflasi sebesar itu, BI juga menilai bahwa pemerintahan di Kaltara, terhitung mampu menjaga stabilitas harga dengan baik. “Kalaupun ada lonjakan, langsung ditangani dan diatasi bersama oleh pemerintah daerah dan provinsi melalui keterlibatan aktif TPID (Tim Pemantau Inflasi Daerah) dan pihak terkait lainnya,” kata Gubernur.

Minimnya tekanan inflasi hingga Juni 2019, didorong oleh rendahnya inflasi pada kelompok bahan makanan dan transportasi. Meskipun terdapat potensi risiko tekanan sejalan dengan kenaikan permintaan masyarakat pada momen hari besar keagamaan. “Berbagai program pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui TPID seperti pasar murah, operasi pasar dan sosialisasi belanja bijak diperkirakan mampu meredam gejolak harga di tengah kenaikan permintaan,” papar Irianto.

Dilaporkan juga oleh BI, secara kumulatif tahunan, inflasi Kaltara tahun ini diperkirakan berada pada range 3,80 hingga 4,20 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. “Meredanya tekanan inflasi Kaltara di 2019 diperkirakan bersumber dari kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Tarif angkutan udara yang telah mengalami peningkatan yang signifikan pada 2018 diperkirakan akan mengalami penurunan seiring dengan adanya tuntutan masyarakat dan berbagai risiko second layer effect yang harus diantisipasi sebagai dampak dari peningkatan tarif tersebut,” beber Gubernur.

Sejurus dengan terkendalinya harga juga rendahnya inflasi, pertumbuhan ekonomi Kaltara pun mengalami perbaikan. Menurut analisa BI, dari sisi makro ekonominya, pertumbuhan perekonomian Kaltara pada triwulan I mencapai 7,13 persen sekaligus yang tertinggi di regional Kalimantan yang rata-rata mencapai 4 hingga 6 persen. “Penyumbang utama pertumbuhan ekonomi di Kaltara, dari sisi sektoral adalah pertambangan, konstruksi dan pertanian. Diperkirakan, ketiga komponen sektoral ini akan terus menopang pertumbuhan perekonomian Kaltara hingga akhir 2019,” urai Irianto.

Disamping itu, dari sisi permintaan baik investasi maupun ekspor juga menunjukkan hal yang sama. Menilik hal itu, BI menaksir bahwa hingga akhir 2019, pertumbuhan ekonomi di Kaltara akan berada pada angka 6,9 hingga 7,3 persen. Pun demikian, BI juga mengingatkan adanya faktor risiko yang perlu diperhatikan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi itu. Yakni, fluktuasi harga batubara internasional yang akan berpengaruh kepada kinerja pertambangan. Lalu pembatasan produksi juga cuaca. “Langkah yang harus ditempuh, adalah menjaga stabilitas harga, inflasi juga iklim pertumbuhan kredit perbankan,” papar Gubernur. Guna diketahui, pertumbuhan kredit di perbankan Kaltara mencapai 17 persen lebih atau diatas nasional. Kualitas kredit juga sangat bagus, bahkan NPL (Non Performing Loan) hanya 0,8 persen dari batas maksimal 5 persen.