Turunkan AKI-AKB, Tingkatkan Derajat Kesehatan

id Rapat, Koordinasi, Program, Kesmas

Turunkan AKI-AKB, Tingkatkan Derajat Kesehatan

KESEHATAN : Sekretaris Dinkes Kaltara Andarias Baso berfoto bersama peserta Rakortek Program Kesmas 2019, Kamis (4/7). (humasprovkaltara)

Tanjung Selor (ANTARA) - Pendekatan multisektor perlu dilakukan dalam upaya untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat (Kesmas). Khususnya di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan daerah baru. Hal ini juga sejalan dengan program kesehatan masyarakat 2019 yang dicanangkan pemerintah. Demikian disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltara Andarias Baso saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis Program Kesmas Tahun 2019, Kamis (4/7) pagi.

Peningkatan derajat kesehatan maupun program kesehatan lainnya perlu dilaksanakan secara terintegrasi, melalui pendekatan siklus hidup. “AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan, khususnya perempuan. Penurunan AKI juga merupakan salah satu target MDGs (Millenium Development Goals). Tepatnya, tujuan ke-5 yakni meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi sampai tiga perempat resiko jumlah kematian ibu,” kata Andarias.

Menurut catatan Dinkes Kaltara, pada triwulan I 2019, di Kaltara terdapat 4 kasus kematian ibu. Sementara daerah dengan angka kematian ibu nol (Akino), adalah Kabupaten Tana Tidung (KTT) dan Bulungan. “Indikator derajat kesehatan masyarakat lainnya, adalah AKB (Angka Kematian Bayi). AKB juga menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Lantaran, bayi adalah kelompok usia yang terentan dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi,” jelasnya. Pada triwulan I 2019, di Kaltara terjadi 36 kasus kematian bayi.

Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara selain mengandalkan program kerja yang ada, juga mempedomani sasaran strategis yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dimana, pada tahun ini sasaran strategis itu, adalah meningkatnya kesehatan masyarakat, meningkatnya pengendalian penyakit, meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) serta meningkatnya kemandirian, askes, dan mutu sediaan farmasi. “Pencapaian tersebut dapat terealisasi dengan adanya dukungan dan effort dari seluruh elemen, baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota,” urai Andarias.

Dijelaskan Andarias, secara garis besar, ada tiga kebijakan program kesehatan masyarakat pada tahun ini. Yakni, penguatan pelayanan kesehatan primer dalam upaya kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat. Lalu, penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan (continuum of care) dan terakhir, mendorong lintas sektor mewujudkan gerakan masyarakat hidup sehat. “Kebijakan itu direalisasikan lewat 6 strategi. Di antaranya, dengan akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA); remaja dan lanjut usia yang berkualitas; mempercepat perbaikan gizi masyarakat, dan lainnya,” jelas Andarias.

Sesuai pusat data dan informasi (Pusdatin) Kemenkes RI, jumlah penduduk sasaran program pembangunan kesehatan di Kaltara pada 2020 sejumlah 768.505 jiwa. Di antaranya terdapat 13.361 ibu hamil, 12.753 ibu melahirkan dan 12.146 kelahiran hidup.