Sapardi Djoko Damono, penyair syahdu itu telah tiada

id Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono, penyair syahdu itu telah tiada

Sapardi Djoko Damono

Jakarta (ANTARA) - HUJAN BULAN JUNI

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu


(Salah satu puisi syahduSapardi Djoko Damono)

Setelah dirawat selama beberapa waktu karena sakit, sastrawan Tanah Air, Sapardi Djoko Damono menghembuskan nafas terakhirnya di Tangerang Selatan, Minggu (19/7) pagi, di usia ke-80 tahun.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah meninggal dunia sastrawan besar Indonesia, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan pada hari ini 19 Juli 2020, pukul 09.17 WIB," demikian pesan singkat yang diterima ANTARA.

Sebelumnya, Sapardi dirawat di rumah sakit sejak Kamis (9/7) lalu karena menurunnya fungsi organ tubuh.

Baca juga:Sapardi Djoko Damono lahirkan buku dalam buku

Baca juga:Sapardi Djoko Damono terbitkan novel ketiga trilogi "Hujan Bulan Juni"


"Sastrawan Sapardi Djoko Damono masuk ICU di Eka Hospital, BSD. Kerja organ tubuh menurun. Mari kita doa bagi kesehatannya," tulis sutradara dari Komunitas Teater Keliling, Rudolf Puspa melalui akun Twitter-nya pada Jumat (10/7).

Sapardi merupakan sastrawan Indonesia yang aktif sejak tahun 1950an hingga kini.

Tak hanya menulis sajak dan puisi, pria yang lahir pada 20 Maret 1940 itu juga memiliki karya tulis lain berupa esai dan cerita pendek.

Sejumlah puisi karya Sapardi pun mulai diapresiasi dan diangkat ke bentuk seni lainnya seperti dimusikalisasi.

Sapardi Djoko Damono telah menulis puluhan buku dan karya tulis. "Hujan Bulan Juni" (1994) adalah salah satu karyanya yang paling terkenal.

Baca juga:Sapardi Djoko Damono - Rintik Sedu ciptakan puisi lintas generasi

Baca juga:Sapardi Djoko Damono raih anugerah buku ASEAN

Baca juga:Temui Sapardi Djoko Damono sampai Tere Liye di forum ini
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri