Nunukan (Antara News Kaltara) - Masyarakat perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan pemadaman listrik yang dilakukan PT PLN sejak sepekan terakhir karena sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Nirmala, warga Kelurahan Nunukan Timur Kabupaten Nunukan, Minggu mengutarakan "uneg-uneg" sekaitan dengan pemadaman listrik yang seringkali dilakukan PT PLN setempat dalam sehari.
Ibu rumah tangga ini terkesan sangat kesal atas pemadaman listrik tersebut karena berlangsung tiga hingga empat kali bahkan enam kali dalam sehari dengan durasi waktu terlama sekitar enam jam.
Ia mengharapkan masalah ini dapat secepatnya diatasi oleh PT PLN selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang mengurusi masalah kebutuhan listrik bagi masyarakat jika memang terjadi kerusakan atau kendala teknis lainnya.
Bukan hanya Nirmala yang kesal dengan ulah PT PLN memadamkan listrik yang rutin berlangsung setiap bulan itu diantaranya Sukesi, pengusaha warung makan di bilangan Jalan Pattimura Kelurahan Nunukan Timur. Dia seringkali mengalami kendala karena menanak nasi dengan listrik.
Ia mengatakan apabila sedang menanak nasi listrik tiba-tiba padam maka dengan terpaksa menggunakan kompor menggunakan gas 3 kilo gram namun prosesnya cukup menyita waktu sementara pelanggan telah menunggu.
Padahal, kata Sukesi, Kabupaten Nunukan ini telah menggunakan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) dengan kapasitas 10 mega watt yang berada di Sebaung Kecamatan Sebuku namun belum mampu mengatasi krisis listrik yang dialami masyarakat di wilayah perbatasan tersebut.
Kerusakan pada komponen tertentu pada PLTMG ini seringkali dijadikan kambing hitam bagi PT PLN setempat sebagai biang terjadinya pemadaman listrik padahal pembanguannya masih terbilang baru yakni 2014 dengan menggunakan mesin impor dari Tiongkok.