Gubernur Kagumi Pilot Project Keramba Apung

id ,

Gubernur Kagumi Pilot Project Keramba Apung

POTENSI DIKEMBANGKAN: Keramba apung di Nunukan yang ditinjau Gubernur Irianto Lambrie, Sabtu (11/6) lalu. (dok humas)

Tanjung Selor (Antara News Kaltara) – Keramba apung yang kini diuji coba Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltara bersama kelompok nelayan di Kabupaten Nunukan, mendapat respons positif Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie.

Bahkan, Gubernur merasa salut dan tercengang ketika mendengar penjelasan bahwa hasil dari keramba apung tersebut sangat potensial. Bahkan, dapat menjadi andalan Kaltara untuk menghasilkan ikan kualitas ekspor.

“Hasilnya dari keramba apung itu bisa mencapai 7 ton,” sebut Irianto, Minggu (12/6).

Hasilnya pun, lanjutnya, dapat meningkatkan ekonomi nelayan. Misal, kata dia, ikan kerapu yang dibudidayakan per ekornya diperkirakan menghabiskan biaya Rp 50 ribu. Sementara, di pasaran bisa dijual Rp 300 ribu per kilogram.

“Makanya sangat menguntungkan sekali. Dan saya minta Dinas Kelautan untuk terus mengembangkan, dan kelompok nelayan yang dibantu bisa menjaganya dengan baik,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltara Amir Bakrie, mengatakan keramba apung di Nunukan merupakan program anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kaltara 2015.

“Jadi, keramba apung itu pilot project untuk tiga kelompok nelayan,” sebutnya.

Di keramba apung tersebut, lanjutnya, dibudidaya tiga jenis ikan yaitu kerapu, bawal dan ikan kakap. Saat ini, ikan dalam keramba telah berusia 5 bulan dengan berat 700 gram. Sedangkan masa panen antara 7-8 bulan.

“Sebenarnya bisa dipanen sekarang. Cuma permintaan pasar beratnya 1 kilogram,” ujarnya.

Diperkirakan hasil dari keramba apung tersebut mencapai 7 ton. Di setiap kolam keramba disebar 500 bibit ikan. Dengan hasil yang mencapai 7 ton tersebut, lanjutnya, dapat menutupi biaya operasional yang diperkirakannya 40 persen dari total produksi atau hasil panen.

Apalagi, pakan yang diberikan hanya ketika ikan berumur 1-2 bulan. Selanjutnya, kata dia, ikan yang dibudidaya dapat diberikan makanan dari ikan-ikan yang dicincang. “Paling bagus ikan teri basah,” imbuhnya.

Ke depannya, keramba apung tersebut akan terus dikembangkan pihaknya dengan melibatkan kelompok nelayan. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan pendampingan seperti cara pemberian pakan agar hasil yang diperoleh pun tetap berkualitas ekspor.

Pasalnya, kata Amir, pangsa pasar untuk ikan budidaya keramba apung tersebut yaitu luar negeri seperti Hongkong. Apalagi, lanjutnya, bulan lalu pemerintah telah membuka keran bagi pengusaha luar negeri untuk masuk Indonesia.

“Makanya diusahakan yang mengambil ikan dari Hongkong supaya harga lebih tinggi,” ungkapnya.

Ia juga menyebut ada ketertarikan dari pengusaha Malaysia terhadap hasil budidaya keramba apung. Bahkan, beberapa hari lalu, pengusaha Malaysia tersebut telah meninjau keramba apung pilot project yang berada di Nunukan tersebut.

“Ke depannya pun akan terus dikembangkan. Karena investasi awalnya memang cukup besar, mencapai Rp 1,2 miliar, kami harap masyarakat pun bisa berkreasi untuk kerambanya, nanti kami bantu bibit dan pakannya,” ujarnya.