Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 17 orang dinyatakan meninggal dunia di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, terkait kericuhan dalam demonstrasi didominasi siswa SMA dan berujung anarkis, Senin.
Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin malam, mengatakan satu dari 17 orang meninggal itu merupakan warga asli Papua dan 16 orang lainnya merupakan kaum pendatang.
"17 orang meninggal dunia. Satu sudah dibawa keluarga. 16 masih di ruang jenazah RSUD," katanya.
Baca juga:Pemulihan Wamena, Pemerintah putuskan batasi layanan data
Data terakhir aparat keamanan juga menyebutkan sebanyak 66 orang mengalami luka-luka dan dirawat di RSUD Wamena.
"66 orang saat ini luka kena bacok, panah, rekoset sedang dilakukan tindakan medis," katanya.
Aparat TNI/Polri masih akan melakukan evakuasi pada Selasa (24/9), sebab diduga masih ada korban lain yang belum dievakuasi.
"Evakuasi akan kita lakukan besok sebab ada ruko/rumah yang dibakar, belum kita lakukan pemeriksaan," katanya.
Dandim mengatakan bersamaan dengan kisruh Senin siang, juga terjadi baku tembak antara aparat TNI melawan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Sekitar Pasar Baru.
Baca juga:Kominfo batasi akses internet di Wamena
"KKSB menggunakan pistol dan laras panjang. Perkiraan sekitar tiga pucuk," katanya.
Personel pengamanan yang disiagakan di Jayawijaya sekarang terdata sebanyak 1.300 orang terdiri dari TNI dan Polri. Aparat keamanan juga merencanakan kegiatan patroli malam ini.
"Sudah didatangkan kurang lebih 100 orang personel tambahan," katanya.
Kapolda Papua: Kerusuhan Wamena karena termakan isu hoaks
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Edy Sujatmiko