Indonesia: pendatang Iran, Korsel dan Italia wajib sertifikat sehat

id Corona

Indonesia: pendatang Iran, Korsel dan Italia wajib sertifikat sehat

Pendatang dari Iran, Korsel dan Italia wajib bersertifikat sehat

Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memperbolehkan pendatangdari tiga negara, yakni Iran, Korea Selatan, dan Italia masuk ke Indonesia melalui bandara asalkanmembawa sertifikatkesehatan.

"Kemarin Kamis (5/3/2020) kita rapat di Kementerian Perhubungan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP,apakah boleh pendatang dari ketiga negara tersebut masuk ke Indonesia? Boleh (datang ke Indonesia), asalkan mereka membawa sertifikatkesehatan," ujar Direktur Operasional AP I Wendo Asrul Rose di Jakarta, Jumat.

Baca juga:Ada Corona, AP I siap capai target pendapatan tahun ini Rp11,5 triliun

Wendo mengatakan ketikacheck indi negara asal, merekawajib menyampaikan sertifikatkesehatannyadan dinyatakan sehat untuk selanjutnya mendapatkanboarding pass.

Dengan demikian terkait hal ini pihak yang berperan adalah maskapai pada saat melaksanakancheck in.

"Dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri, ada (larangan) pendatang melakukan perjalanan ke Indonesia,
kalau 14 hari sebelumnya pernah mengunjungi sejumlah kota di tiga negara yakni Iran, Korea Selatan dan Italia," kata Wendo.

Di Iran terdapat tiga kota yang terkena wabah virus corona, Italia ada lima kota, dan Korea Selatan dua kota.

"Pendatang yang pernah mengunjungi kota-kota yang dimaksud tidak diizinkan masuk ke Indonesia," ujar Direktur Operasional AP I tersebut.

Sebelumnya Pemerintah Indonesia memberlakukan larangan masuk atau transit bagi pendatang yang dalam 14 hari terakhir melakukan perjalanan di KotaTeheran, Qom, dan Jilan di Iran; laluLombardy, Veneto, Emilia-Romagna, Marche, dan Piedmont di Italia; serta Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsangbuk-do di Korea Selatan.

Untuk pendatang dari Iran, Italia, dan Korea Selatan, di luar wilayah tersebut diperlukan surat keterangan sehat atauhealth certificateyang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan berwenang di masing-masing negara.

Baca juga:12.703 penerbangan di bandara AP I batal, potensi rugi Rp208 miliar
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto