Jakarta (ANTARA) - Google mengatakan telah menemukan lebih dari 18 jutamalwaredan emailphisingyang berkaitan dengan COVID-19 setiap harinya dalam satu pekan terakhir.
Angka tersebut, menurut Google, tidak termasuk 240 juta pesan spam terkait virus corona setiap harinya, The Verge melaporkan, Kamis (16/4).
Serangan dan penipuanphishing"memanfaatkan kekhawatiran dan insentif keuangan untuk mendorong pengguna untuk merespons," kata Google. Hal ini berarti, pelaku kejahatan menggunakan penipuan email yang sama, namun dengan judul email yang berbeda.
Penipuan ini berupa penyamaran terhadap organisasi resmi, misalnya WHO, dengan meminta sumbangan atau menipu pengguna agar mengunduh malware, atau pun berpura-pura memiliki informasi soal insentif dari pemerintah. Upayaphisingjuga berupa email yang ditujukan untuk para pekerja dari rumah untuk mengunduh dokumen berisimalware.
Google mengatakan perlindungan yang didukung kecerdasan buatan (AI) menyaring ancaman semacam itu, dan Google telah memblokir "lebih dari 99,9 persenspam,phisingdanmalwaredari jangkauan pengguna."
Google juga bekerjasama dengan WHO dalam mengimplementasikan otentikasi pesan berbasis domain, pelaporan dan kesesuaian (DMARC) untuk mempersulit para pelaku untuk menyamar sebagai domain who.int, dan mencegah email yang resmi dari WHO masuk dalam filterspam.
Google mengatakan dalam banyak kasus, ancamanmalwaredanphisingbukanlah hal baru, tetapi serangan malware yang ada diperbarui untuk mengeksploitasi ketakutan dan kebingungan seputar COVID-19.
Pengguna disarankan untuk tidak mengklik tautan dalam email yang tidak mencurigakan dan email berisi laporanphishing. Pengguna juga harus memastikan URL yang dibagikan berasal dari sumber resmi, karena sebagian besar pelaku mencoba membuat URL mendekati aslinya.
Baca juga:Gejala corona dan masa inkubasi, tren penelusuran Google saat pandemik
Baca juga:Google Mobility Reports deteksi pergerakan orang selama corona
Baca juga:Tips dari pakar produktivitas agar efektif bekerja dari rumah
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani