Langgar "lockdown", Penasihat PM Inggris diminta mundur

id Penasihat PM Inggris,Corona

Langgar "lockdown", Penasihat PM Inggris diminta mundur

Penasihat PM Inggris diminta mundur setelah langgar aturan "lockdown"

London (ANTARA) - Seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris pada Minggu menyerukan pengunduran diri Dominic Cummings, penasihat senior untuk Perdana Menteri Boris Johnson.

Cummingsdidesak mundur setelah ia melakukan perjalanan sejauh 400 km (250 mil) dari London ke Inggris utara selama masa karantina wilayah ataulockdown.

Istri Cummings dilaporkan menunjukkan gejala virus corona saat peristiwa itu terjadi.

"Tidak dapat ditoleransi bahwa pemerintah Boris kehilangan begitu banyak modal politik," cuit Steve Baker di Twitter. "Dominic Cummings harus mundur."

Cummings, yang mendalangi kampanye 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa selama referendum Brexit, melakukan perjalanan ke Durham pada akhir Maret, ketika langkah-langkah untuk memerangi penyebaran virus corona sudah diberlakukan.

Kantor Johnson mengatakan pada Sabtu (23/5) bahwa dia melakukan perjalanan untuk memastikan putranya yang berusia 4 tahun dapat dirawat dengan baik karena istrinya terinfeksi virus corona dan ada "kemungkinan besar" bahwa Cummings sendiri akan sakit.

The Daily Mirror kemudian melaporkan bahwa penasihat itu melakukan perjalanan kedua dari London selama pemberlakuan aturan pembatasan pergerakan dan terlihat di dekat Durham pada 19 April, beberapa hari setelah kembali ke London dari perjalanan pertamanya.

"Kami tidak akan membuang waktu untuk menjawab serangkaian tuduhan palsu tentang Cummings dari surat kabar kampanye," kata kantor Downing Street Johnson pada Sabtu.

Kalangan politisi oposisi telah meminta Cummings, yang memiliki pengaruh besar pada pemerintah, untuk mundur. Mereka mengatakan Cummingsbersikap munafik pada saat jutaan orang Inggris harus tinggal di rumah.

Cummings mengatakan dia tidak akan mundur.

Sumber: Reuters

Baca juga:PM Inggris Johnson akan akhiri ketergantungan impor alat medis China

Baca juga:Vaksin COVID-19 akan diuji coba ke 10 ribu orang di Inggris

Baca juga:Sistem pelacakan COVID-19 akan tetap siap kendati ada gangguan teknis


Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Tia Mutiasari