Sampit (ANTARA) - Orangutanmasuk ke kawasan permukiman warga di Kabupaten Kotawaringin Timur,Kalimantan Tengah, muncul diDesa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit dan Jalan Muhammad Hatta Sampitmenurut kesaksian warga.
"Untuk yang di Ujung Pandaran belum ada laporan warga, sedangkan yang di Jalan Muhammad Hatta sudah kami datangi ke lokasi dan masih kami pantau," kata Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)Kalimantan Tengah Pos SampitMuriansyah di Sampit, Sabtu.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, orangutanterlihat bergegas lari menuju ke pepohonan di wilayahDesa Ujung Pandaran, di sisi jalan yang menghubungkan dua Kotawaringin Timur dan Seruyanmenurut penjelasan dalam rekaman video.
Selain itu ada seorang warga yang melaporkan kemunculan orangutan di kawasan Jalan Muhammad Hatta ke petugasBKSDA Pos Sampit pada Senin (15/6) sekitar pukul 07.20 WIB. Menurut laporan warga tersebut,orangutan dewasa tersebut masuk dan merusak kebun nanas miliknya.
PetugasBKSDAmelakukan observasi di lapangan melihat satu orangutanbetina dewasa berada di sekitar 200 meter dari jalan raya dan kemudian masuk ke semak-semak. Petugas menemukan tiga sarang orangutan.
Namun begitu petugas kembali ke lokasi pada hari berikutnya, orangutansudah tidak terlihat lagi.
Muriansyah menduga orangutanitu kesulitan mendapatkan makanan karena habitatnya rusak, sehingga masih ke kebun warga danmengambil apa yang bisa dimakan.
Dia mengimbau warga segera melapor ke BKSDAkalau melihat orangutanberkeliaran di kawasan permukiman supaya petugas bisa melakukan upaya penyelamatan dan mengembalikan satwa tersebut ke habitat aslinya.
"Kalau menemukan orangutan, mohon segera informasikan kepada kami. Jangan didekati karena khawatirnya orangutan tersebut akan menyerang. Jangan juga dibunuh karena itu bisa membuat satwa ini punah dan tindakan itu melanggar hukum," demikian Muriansyah.
Baca juga:
Warga serahkan bayi orangutan ke BKSDA Kalimantan Timur
31 orangutan dilepasliarkan ke kawasan konservasi sejak Januari
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Maryati