Tarakan (ANTARA) - Founder OK OCE, Sandiaga Salahuddin Uno menawarkan kepada para petani sistem kegerus, untuk salah satu solusi mengatasi harga jual komoditas yang murah saat musim panen.
Kegerus merupakan akronim Keroyok, Gerilya dan urai satu-satu.
"Keroyok, kita harus mampu menyelesaikan masalah ini, selesaikan dengan satu konsep distribusi sederhana, terbuka dan berkeadilan," kata Sandi dalam webinar bersama OK OCE Indonesia dan Agricon Indonesia bertajuk 'Strategi Bisnis Pertanian di Tengah Pandemi bagi UMKM dari Jakarta, Sabtu.
Dijelaskannya bahwa gerilya, datang ke tempat langsung, dengan mengurai satu-satu masalahnya, duduk bersama dan selesaikan.
Selain itu, Sandi berharap adanya inovasi dan sinkronisasi dari para pelaku usaha.
Misal, petani tidak lagi menjual komoditas mentah ke pasar, tetapi mengolah hasil panennya terlebih dahulu guna meningkatkan nilai ekonomis produknya.
Langkah tersebut disampaikannya seperti yang dilakukan Imel, pemilik sambal kemasan merek Bu Kribo.
Sambal yang semula merupakan pelengkap makanan khas tradisional diangkat potensinya dengan dikemas secara khusus.
"Mungkin sambel bisa diolah menjadi sambal taliwang, adanya ghost kitchen bisa bekerjasama dengan petani di Lombok Timur," kata Sandi.
Dia juga mendapatkan keluhan para petani di Brebes Selatan, Bumiayu, Jawa Tengah yang mengeluhkan tidak lakunya produksi brokoli, kubis dan hasil panen lainnya.
"Nanti bisa saja di-branding Bumiayu kampung apa, misalnya? dimulai dengan membuat rangkaian bercocok tanam, menginap satu hari, ada freshmart-nya menjual kebutuhan bawang merah, brokoli, kubis, wortel bisa dikemas," kata Sandi.
Solusinya dengan menghadirkan kampung berbasis agrowisata, dimana pariwisata era baru, karena kita tidak boleh dalam ruangan, tapi pariwisata berbasis alam.
Pandemi COVID-19 berdampak langsung pada lesunya perekonomian nasional, termasuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya bidang pertanian.
Seperti yang dirasakan Sumariati, petani tomat dan bawang asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sumariati disampaikan Sandi mengeluhkan nasib ribuan petani tomat dan bawang di Lombok Timur yang merugi karena harga jual komoditas yang murah saat musim panen.
Menurutnya, masalah yang kini dialami masyarakat harus dihadapi dengan kepala dingin.
Pelaku usaha diharapkannya tidak saling menyalahkan, tetapi bijak menghadapi masalah lewat sistem perdagangan yang sederhana, terbuka dan berkeadilan.
Baca juga: Sandiaga dan Syahrul Yasin Limpo meriahkan konser PWI
Baca juga: Sandiaga : energi terbarukan dapat dikembangkan di Indonesia
Berita Terkait
Sandiaga: Iuran Tapera tak semestinya dipukul rata ke semua pekerja
Jumat, 31 Mei 2024 20:11
Sandiaga: Target wisman tercapai meski bandara internasional dikurangi
Senin, 6 Mei 2024 22:43
Sandiaga sebut sejumlah maskapai asing buka penerbangan langsung ke RI
Selasa, 20 September 2022 5:47
Kembangkan desa wisata, Menparekraf: Sangat penting keterlibatan masyarakat
Senin, 27 Juni 2022 15:46
Daftar brand penerima MBCA 2022 Warta Ekonomi, Sandiaga: Semoga penerima awards miliki andil dalam kebangkitan ekonomi nasional
Kamis, 23 Juni 2022 18:35
Catatan Ilham Bintang -Sampai Jumpa di Susi Air Show Pangandaran Tahun 2023
Minggu, 19 Juni 2022 16:03
Sandiaga apresiasi "Susi Air Jambore Aviation", dorong masuk kalender Nusantara
Minggu, 19 Juni 2022 5:27
Ini tiga bisnis yang dibutuhkan di masa depan menurut Sandiaga Uno
Rabu, 2 Februari 2022 6:22