Napi Lapas Tarakan selama masa pandemi menghasilkan PNBP

id Lapas

Napi Lapas Tarakan selama masa pandemi menghasilkan PNBP

Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan Yosef B Yembise. Istimewa

Tarakan (ANTARA) - Selama masa pandemi COVID-19 warga binaan atau narapidana yang berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tarakan tetap produktif menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Selama masa pandemi mereka tetap aktif di dalam (lapas) perbanyak kegiatan olahraga rekreasi, pembinaan kemandirian cetak batu bata dan meubel,” kata Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan Yosef B Yembise di Tarakan, Jumat.

Selain itu ada juga napi yang memproduksi amplang, tata boga, sablon, sambal lapas, kopi bui dan ada yang kerja di luar untuk membantu panen sayur milik masyarakat sekitar.

Mereka tergabung dalam Gerakan Pemberdayaan Narapidana dan Gerakan Narapidana Menabung (Gernabung). Uang diperoleh oleh napi yang bekerja tersebut selanjutnya ditabung di Bank BRI. Uang napi tersebut selain ditabung dapat digunakan oleh mereka sendiri dan untuk keluarganya bila sudah habis masa tahanan.

Saat ini daya tampung lapas Tarakan hanya 400 napi, namun jumlah penghuni sebanyak 1.078 napi. Terdiri dari napi 785 orang dan tahanan 293 orang, kelebihan kapasitas 190 persen. Yosef menegaskan, sudah memiliki program agar lapas Tarakan selalu kondusif di tengah kelebihan kapasitas. Salah satunya, program pembinaan kepribadian seperti meningkatkan ibadah di Mesjid, Gereja, belajar Al Quran, pengajian dan pemberantasan buta huruf (PBH).

“Kita juga memperketat protokol kesehatan jadi petugas dibatasi, wajib cuci tangan, menggunakan masker dan jaga jarak. Bila ada gejala langsung ditangani dokter yang siaga 24 jam.

Kemudian untuk kegiatan olah raga dilaksanakan setiap hari Rabu dan Jumat senam bersama dengan petugas Lapas, setelah olah raga pada hari Jumat dilanjutkan dengan Jumat Ekspesi. Pada Jumat Ekspresi tersebut kegiatan dilakukan bermain musik, menyanyi dan ditutup dengan tari Persatuan merupakan perpaduan tarian dari Maumere dan Papua. Hal ini dilakukan juga dapat meningkatkan imunitas tubuh.

Para napi tiap hari berjemur di bloknya masing – masing, kemudian seminggu dua kali seluruh tempat di Lapas Kelas II Tarakan disemprot disinfektan, guna mencegah terpapar COVID-19.

Selama masa pandemi COVID-19, para napi tidak boleh dijenguk keluarganya, hanya boleh menggunakan video call pada waktu – waktu yang telah ditentukan. Sedangkan barang bawaan yang masuk untuk napi harus disemprot dulu.

Lapas Tarakan sediakan kunjungan online

Sementara itu, salah satu napi wanita di Lapas Tarakan bernama Ida Noormiyati mengatakan selama masa pandemi ini, dia difasilitasi lapas untuk kunjungan online, agar dapat berhubungan dengan keluarga.

Selama di lapas tersebut dan masa pandemi seperti ini, dia mengisi waktu yang menghasilkan dengan membuat amplang ikan.

“Saya membuat amplang seminggu satu sampai dua kali seminggu, kita satu tim terdiri dari lima orang,” kata Ida. Selanjutnya amplang yang dikemas tersebut ditaru di warung dan toko wilayah Tarakan seperti di toko ke Nexstar, Lina Semeil dan Angker Kopi.

Ida saat ini sudah menjalani masa tahanan selama lima tahun satu bulan dari masa tahanan selama delapan tahun tiga bulan. Dia mengungkapkan selama dalam tahanan selain membuat amplang ikan, ia juga melakukan olah raga dengan senam seminggu sekali.

“Harapannya kalau sudah bebas, ingin segera kumpul dengan keluarga kembali. Kalau ada modal mau mengembangkan buat amplang juga,” katanya.

Pengelola Bimbingan Kemandirian Lapas Kelas IIA Tarakan, Muhamad Fauzan Rizki mengatakan bahwa selama masa pandemi kegiatan di lapas berjalan seperti biasa.

“Baik pembinaan kepribadian maupun kemandirian. Pelaksanaan prokes sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu dengan memakai masker, penutup kepala, apron dan mencuci tangan dengan sabun,” kata Fauzan.

Sedangkan kondisi seluruh napi sehat dan jika ditemukan napi dengan gangguan kesehatan ringan akan ditindak lanjuti oleh Tim medis Lapas Tarakan.

Sebelumnya sebanyak tiga warga binaan Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Tarakan positif COVID-19 dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan dan Rumah Sakit Kota Tarakan (RSKT)

Satu orang yang RSUD Tarakan ada kormobid sedangkan dua orang di RSKT, OTG (Orang Tanpa Gejala).

Lapas bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Tarakan dalam penanggulangan COVID-19 dengan melakukan rapid tes dan tes usap.

Bila ditemukan ada yang gejala sekaligus reaktif pada warga binaan, pihak Lapas Tarakan langsung melakukan isolasi di kamarnya jadi tidak dibuka untuk bergaul dengan yang lain karena rawan.
Baca juga: Lapas Tarakan bersinergi dengan Brimob Polda Kaltara
Baca juga: 32 narapidana Lapas Tarakan mendapat remisi pada hari Natal