Gubernur Kaltara nilai lokasi KBM Tanjung Selor tak layak

id Kbm,Pemprov,Paliwang,Kota baru mandiri

Gubernur Kaltara nilai lokasi KBM Tanjung Selor tak layak

Gubernur Kaltara nilai lokasi KBM Tanjung Selor tak layak

Tanjung Selor (ANTARA) - Gubernur KalimantanUtara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang meninjau lokasi Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor pada Jumat (21/5) dan menilai lokasi itu tidak layak.

Alasan Gubernur Kaltara ini karena lokasi
tersebut merupakan hamparan lahan gambut dan rawa dengan kedalamanlumpur bisa mencapai dua meter.

Zainalyang dikonfirmasi pada Sabtu menyatakan jika pembangunan tetap dilanjutkan akan menguras dana APBN hingga ratusan miliar rupiah hanya untuk penimbunan atau pematangan lahan semata.

Dia akui keberadaan KBM Tanjung Selor tersebut telah didukung oleh Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2018 yang berlaku sejak 31 Oktober 2018 hingga 31 Oktober 2023.

Zainal mengatakan lokasi KBM Tanjung Selor untuk persiapan ibu kota Provinsi Kaltara ini telah dibangun persiapan akses jalan yang sedang dilakukan penimbunan.

Hanya saja, kata dia, masih mempertimbangkan melanjutkan pembangunan megaproyek APBN tersebut karena segera dilaporkan kepada Presiden Jokowi.

“Tapi setelah melihat langsung lokasi KBM yang direncanakan itu, ternyata penuh dengan gambut dan rawa. Artinya lokasi ini belum bisa digunakan untuk pembangunan meski sudah ditimbun,” kata Gubernur Kaltara ini.

Baca juga: Gubernur Irianto: Presiden Jokowi setuju KBM ditetapkan dengan Inpres
Baca juga: 12 delegasi kementerian segera tinjau Kaltara
Dokumentasi - Kondisi lahan persiapan KBM Tanjung Selor.(HO/Humas ProvKaltara)

Peninjauan langsung yang dilakukan, Zainal ungkapkan hanya ingin memastikan kelayakan lahan area KBM tersebut.

“Jika penimbunan ini tetap dilakukan sangat banyak uang negara yang habis terbuang percuma. Karena itu, sidak ini saya lakukan untuk mengetahui langsung kondisi yang ada di lapangan,” ujar mantan Wakapolda Kaltara ini.

“Kalau mau coba melakukan pembangunan silahkan, tapi buang dulu semua lumpur dan airnya yang mencapai 2 meter itu," kataZainal.

Pada saat itu, Gubernur Kaltara berkesempatan turun ke rawa dengan kedalaman lumpur yang diperkirakan mencapai dada orang dewasa. Akibatnya pakaian yang dikenakan berlumuran lumpur dan kotoran.

“Jika semua (lahan) itu dilakukan penimbunan, bisa dibayangkan berapa banyak gunung di Bulungan ini dipangkas," katanya.

Kalaudilihat secara logika harus menunggu sampai lahan itu kering dan matang. "Selama menunggu proses itu, 1 atau 2 tahun ke depan timbunannya akan turun kembali," kata dia.
Pewarta: Rusman
Editor: Sri Muryono