Palangkaraya (ANTARA) - Dalam keadaan pandemi hampir semua sektor ekonomi dan bisnis bergejolak.Diketahui sebanyak 87,5 % UMKM terdampak pandemi COVID-19, Kemudian 93,2 % di antaranya terdampak negatif dari penjualan.
“Dalam kondisi krisis tersebut, hal yang lebih penting antara omzet, profit, dan cash flow adalah cash flow. Hal tersebut dikarenakan omzet dan profit akan tetap muncul jika cash flow nya baik. Cash flow yang baik juga membuktikan sebuah bisnis itu ada dan berjalan” kata Muhammad Asary, koordinator Klinik Bisnis di Palangja Raya, Sabtu (16/07/2022)
Hal itu diutarakan dalam Kelas Klinik Bisnis Vol. 5.1 Bagikan Pentingnya Digitalisasi Keuangan Bagi Pelaku UMKM.
Kelas Klinik Bisnis Vol. 5.1 bagikan pentingnya digitalisasi keuangan bagi pelaku UMKM.
Era digitalisasi merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi dan bisnis. Kegiatan yang biasanya masih dilakukan secara manual, dapat terbantu dengan adanya kemajuan teknologi saat ini.
Dalam kelas klinik bisnis volume ke-5 ini, Klinik Bisnis menghadirkan seorang perencana keuangan profesional yang telah berpengalaman dalam industri perbankan, asuransi, investasi, keuangan pribadi, maupun keuangan keluarga. Dia adalah Rista Zwestika, S. Sos., CFP merupakan CEO dan Founder dari Finante.id sebuah platform penyelenggara kelas sertifikasi keuangan di bawah naungan FPSB (Financial Planning Standards Board) Indonesia, juga merupakan bagian dari PT Kolaborasi Media Nusantara yang aktif memberikan edukasi multidisipliner untuk Indonesia lebih baik, guna mencapai tahap sejahtera finansial masyarakat dengan literasi dan inklusi keuangan.
“Kelas Klinik Bisnis dengan tema Digitalisasi keuangan ini kami programkan dengan harapan para penggiat UMKM maupun peserta publik mampu menerapkan materi yang disampaikan sebagai upaya untuk menuju sejahtera finansial melalui kemampuan melek keuangan dan cakap digital,” kata Muhammad Asary.
Pada pemaparan awal, Rista menyampaikan dampak dari pandemi covid-19 dalam aspek perekonomian masyarakat.
Digitalisasi keuangan (Finance Digitalization) bagi pelaku bisnis berperan dalam transformasi industri keuangan konvensional yaitu platform inovasi berkelanjutan perekonomian nasional melalui partisipasi revolusi digitalisasi keuangan dalam menciptakan berbagai nilai, seperti mendorong partisipasi dan kolaborasi inovasi teknologi keuangan, platform industri, serta mendukung pertumbuhan industri berkelanjutan dan mendorong pembangunan ekonomi nasional lebih besar dari konvensional industri keuangan.
Berbicara digitalisasi keuangan artinya harus paham ruang lingkupnya, ekosistem keuangan digital, dan inovasi teknologi pada fintech.
Fintech adalah financial technology (teknologi finansial) yang merupakan penggabungan antara teknologi dan sistem keuangan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam regulasi fintech tidak terlepas pada hal digital mencakup data informasi dan values, serta hal-hal finansial berupa pembayaran, pembiayaan, maupun pengelolaan keuangan.
Dalam KKB kemarin, Rista juga membagikan tips mengelola keuangan bagi UMKM, diantaranya Membuat daftar dan memantau piutang usaha, persediaan, dan utang usaha; Manajemen risiko aset tetap perusahaan; Hitung harga pokok penjualan sebelum menetapkan harga jual; Mengelola gaji sendiri; Mengetahui kebutuhan modal kerja sebelum mengajukan pembiayaan; serta Menghitung kemampuan membayar kembali.
Dia juga menekankan pentingnya membuat laporan keuangan, pengelolaan aset finansial untuk mencapai tujuan bisnis secara efektif, dan menjaga kesehatan keuangan bisnis.
“Sudah saatnya kita bertransformasi dan beradaptasi ke digital. Hal tersebut membantu efisiensi bisnis dengan teknologi, baik itu untuk payment (pembayaran), point' of sales (kasir), manajemen keuangan, personal branding, maupun pemasaran dan penjualan.” Tegas Rista menerangkan.
Menurut "We Are Social dan Hootsuite tahun 2021", Dalam segi Indonesia Digital Market & Potential Outlook, kepemilikan handphone melebihi populasi penduduk dan akses internet sekitar 73,7 % serta pengguna aktif media sosial adalah 62,04% dari total populasi. Selanjutnya Kenaikan traffic berbagai platform e-commerce, memicu konsumen untuk lebih sering berinteraksi menggunakan pembayaran digital.
Apalagi didukung oleh katadata, estimasi nilai transaksi e-commerce Indonesia akan terus meningkat dari tahun ke tahun, sejak 2021 hingga 2025 mendatang. Hal tersebut memungkinkan kemajuan yang sangat signifikan terhadap ekonomi dan bisnis melalui digitalisasi.
CEO Abdul Rasyid Foundation dan Klinik Bisnis dalam kesempatan yang berbeda menyampaikan bahwa sudah saatnya para pelaku UMKM berinovasi dan beradaptasi dengan digital.
“Semoga kelas klinik bisnis dapat memberikan manfaat yang besar kedepan. Saya berharap materi yang diperoleh dapat implementatif dan aplikatif bagi seluruh pelaku UMKM Indonesia. Sudah saatnya kegiatan ekonomi dan bisnis bertransformasi ke dalam bentuk digital, untuk itu mari lebih inovatif dan adaptif lagi dengan digital saat ini, terkhusus terhadap digitalisasi keuangan,” jelas Monica.
Diakhir kelas, narasumber KKB Vol. 5.1 Rista Zwestika berpesan untuk memulai bisnis dengan perencanaan yang matang, bahkan sangat detail. Sehingga kita dapat mempersiapkan dan mengantisipasi segala kondisi yang mungkin terjadi ke depan. Pun dalam perencanaan keuangan bisnis upayakan mempunyai manajemen keuangan bisnis yang benar.
“Kita juga tidak boleh tertinggal dari digitalisasi. Teruslah berinovasi, karena adanya inovasi mampu menghasilkan produk keuangan yang inovatif dan disruptif”. Lanjutnya.
Baca juga: Teten: Fokus kembangkan melalui koperasi, model bisnis perhutanan sosial
Baca juga: BNI Tokyo pindah ke distrik bisnis untuk ekspansi pasar Jepang
Baca juga: Ini tiga bisnis yang dibutuhkan di masa depan menurut Sandiaga Uno