Pemerintah Kabupaten Nunukan mengambil dan mengecek sampel pangan tumbuhan segar atau sayur-sayuran di sejumlah pasar tradisional di Nunukan.
“Ini untuk mengetahui mutu sekaligus keamanan pangan itu dikonsumsi masyarakat, khususnya pada Ramadan dan saat Idul Fitri,” kata Pengawas Hasil Mutu Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Nunukan, Eka Retna Iskandar di Nunukan, akhir pekan ini.
Pengecekan sampel pangan tumbuhan segar itu mencakup residu pestisida dan formalin serta mencegah keracunan dan kelebihan kandungan pestisida saat dikonsumsi.
Kegiatan tersebut menyasar tiga pasar yaitu Pasar Sentral Inhutani, Pasar Yamaker, dan Pasar Rakyat.
Janis pangan segar yang diambil dan dicek sempelantara laincabai dan buncis yang memiliki indikasi banyak menggunakan pestisida. Selain itu seledri, bayam, lombok, tomat, buncis, dan lainnya.
"Setelah pengambilan sampel DKPP mengujinya secara cepat atau uji rapid rest kit," kata dia.
Eka Retna mengatakan, pangan segar asal tumbuhan merupakan pangan yang berisiko tinggi terhadap cemaran kimia, salah satunya residu pestisida yang jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu kesehatan manusia.
“Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan keamanan pangan dimulai dari tempat produksi juga," ujarnya.
Lanjut Eka, jika hasilnya tespositif tercemar residu pestisida, maka pihaknyaakan langsung melakukan pembinaan lapangan terhadap pedagang maupun petani.
Selanjutnya, dari beragam tumbuhan pangan segar yang dicek, ditemukan ada yang positif tercemar residu pestisida yaitu buncis.
"Setelah melakukan uji tes, kami temukan buncis asal Tawau(Malayasia) positif tercemar residu pestisida, sedangkan pangan segar asal tumbuhan lokal dinyatakan negatif yang artinya aman dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.
Eka menghimbau pelaku usaha lebih cermat ketika memilih bahan dagangannya berupa pangan segar yang dibeli dari luar daerah.
Menurutnya, ada baiknya telusuri dulu dan pastikan aman untuk dikonsumsi.
Selanjutnya, bagi petani dan pekebun ketika menggunakan pestisida, diminta menggunakan sesuai petunjuk, tidak berlebihan.
"Kalau di Nunukan agak sulit buat kita untuk tidak menggunakan pestisida, namun kami imbau agar petani menggunakannya sesuai takaran yang diperbolehkan," demikian Eka Retna.