Tanjung
Selor (Antara News
Kaltara) – Wakil Gubernur Kaltara H Udin Hianggio mencanangkan Gerakan
Masyarakat Kalimantan Utara peduli HIV/AIDS di Hall Universitas Kaltara, Kamis
(1/12). Tepatnya pada Hari AIDS se-Dunia yang selalu diperingati pada tanggal 1
Desember.
Tingginya angka orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) secara nasional maupun regional harus menjadi kesadaran bagi
masyarakat secara keseluruhan. Pasalnya dari tahun ke tahun angka ini terus
meningkat tajam. Udin menjelaskan, Virus HIV/AIDS sampai saat ini belum
ditemukan. Virus tersebut menyerang kekebalan tubuh penderitanya ditambah
penularannya yang begitu cepat.
“Di Indonesia sendiri belum ada
satu pun yang dinyatakan bebas dari HIV/AIDS. Justru setiap tahunnya malah
terjadi peningkatan,†lanjutnya. Di wilayah Kalimantan Timur dan Kaltara
misalnya, jumlah penderitanya pada 2015 lalu mencapai 4.607 orang. 1.242 di
antaranya positi AIDS dan 490 orang dinyatakan meninggal dunia.
Data terakhir untuk ODHA yang
telah terdeteksi di antaranya; Bulungan 17 penderita HIV, 9 di antaranya telah
mengidap AIDS. Di Tarakan mencapai 510 penderita HIV dan 223 telah mengidap
AIDS. Sementara Nunukan, 100 penderita HIV dan 11 pengidap AIDS. Kemudia
Kabupaten Malinau, ditemukan 73 penderita HIV dan 19 telah mengidap AIDS.
“Terakhir di Kabupaten Tana
Tidung (KTT) ditemukan 1 penderita HIV. Melihat jumlah ini, kita mesti
prihatin,†kata Udin. Fenomena ini seharusnya menyadarkan masyarakat bahwa
virus ini sangat dekat dan mulai menyebar luas.
“Ini menjadi peringatan buat kita
untuk tidak lagi menutup mata,†imbuhnya. Masyarakat diimbau memahami penyebab
utama dari penyebaran HIV/AIDS. Dengan dicanangkannya Gerakan Masyarakat
Kaltara Peduli HIV/AIDS, seluruh lini harus berkomitmen untuk berperan aktif
upaya pencegahannya dan penanggulangannya.
Sekprov Kaltara selaku Ketua
Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kaltara H Badrun di kesempatan yang
sama mengatakan KPAD memiliki peran penting sebagai organisasi Indonesia bahkan
di negara-negara di dunia lain juga ada dibentuk organisasi yang sama. Masalah
HIV/AIDS merupakan persoalan yang menjadi polemik hampir di seluruh negara di
dunia.
Maka KPAD Kaltara kini dalam
tahapan konsilidasi dan koordinasi dalam rangka mengorganisir permasalahan yang
terkait tentang kebijakan penanggulangan HIV/AIDS. Selaku ketua dan pengurus
KPAD, Badrun terus menekankan untuk terus melakukan koordinasi dengan bebragai organisasi
yang aktif di Kaltara.
Ia berharap dengan adanya
koordinasi, maka sosialisasi penanganan HIV/AIDS lebih mudah. Dengan
meningkatnya ODHA, pemerintah tidak bisa tinggal diam. Badrun mengimbau
kabupaten/kota juga aktif memerangi virus yang mematikan tersebut.
“Sebagai organisasi baru
(KPAD Kaltara), kami terbuka jika organisasi di tingkat kabupaten/kota ingin
berkoordinasi, kami terbuka dan mendukung,†ucap Badrun. KPAD Kalatra sebagai
organisasi baru akan menyusun berbagai program strategis untuk 2017. Badrun
berharap setiap daerah kabupaten/kota bisa sinergi dengan KPAD provinsi.