Tanjung Selor (AntaraNews Kaltara) – GubernurKalimantan Utara (Kaltara), Dr HIrianto Lambrie mengungkapkan, pemenuhan infrastruktur di wilayah perbatasan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik,sarana pendidikan dan kesehatan, merupakan upaya memantapkan peningkatan nilaikebangsaan. Demikian disampaikan gubernur saat menjadi pembicara dalam Pemantapan Nilai-NilaiKebangsaan yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI di Ballroom Kayan Hotel Tarakan Plaza, Rabu(1/3).
Gubernur mengungkapkan, upaya pemantapan nilaikebangsaan penting dilakukan di tengah-tengah adanya kekhawatiran menipisnyanilai kebangsaan. “Secaraobyektif memang ada kekhawatiran nilai kebangsaan yang mulai menipis. Ini perludiwaspadai, karena bisa membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, sertanilai-nilai persatuan dan kesatuan kita,†ujar gubernur.
Dikatakan, nilai kebangsaan bisa ditumbuhkandengan mengubah perilakumasyarakat. Termasuk para penyelenggara negara dantokoh masyarakat. Untuk itu, perluupaya merubah mindset yangberorientasi pada pelestarian dan mempertahankan nilai kebangsaan. “Tapi yang paling penting dipraktekkan dalamkehidupan sehari-hari, contohbagi penyelenggara negara,harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,†ujarnya.
Meski ada kekhawatiran menipisnya nilaikebangsaan, gubernur yakin, rasa cinta tanah air dankebangsaan masyarakat masih tinggi. Apalagi masyarakat di perbatasan yang dinilai gubernur, justru lebihkuat rasa kebangsaannya.
“Yang menilai masyarakat di perbatasan tipis rasakebangsaannya, itu berarti dia belum pernah ke perbatasan. Saya sudah beberapakali ke wilayah perbatasan, masyarakat di sana rasa cinta tanah airnya justru lebihtinggi. Bahkan mungkin lebih dibandingkan masyarakat yang di perkotaan,†kata gubernur.
Karena itu, iamengajak, pemantapan nilai kebangsaan bagi masyarakat di perbatasan tetap harusterus dilakukan. Salah satunya dengan membangun infrastruktur, mulai daridasar, seperti pendidikan dan kesehatan hinggajembatan, jalan dan listrik untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, dalam penyampaiannya saat menjadipembicara dalam acara pemantapan nilai-nilai kebangsaan, gubernur menjelaskan, menurunnya nilai kebangsaanbukan hanya di Indonesia. Bahkan di sejumlah negaramaju, seperti di Eropa, Amerika Serikat dan China pun hal itu bisa terjadi.
“Yang patut diwaspadai karena bisa menjadipengikis nilai kebangsaan adalah degradasi moral, diAmerika Serikat pun bisa terjadi ini. Terjadinya kesenjangan sosial, pengguna Narkoba (Narkotika dan Obat-obatanTerlarang) dan lain-lain. Di Indonesia, gejala ini banyak ditemui, sehingga harus kita waspadai,â€jelasnya.
Selain itu, persoalan kedisplinan tak luput dariperhatian gubernur. Karena itu, dibutuhkan peran semua pihakharus berperan untuk mengatasi hal tersebut. Mulai dari penyelenggara negara, dalam hal ini para Aparatur Sipil Negara (ASN), Kepolisian RepublikIndonesia (Polri) maupunTentara Nasional Indonesia (TNI) serta tokoh masyarakat.
Persoalan lain yang patut diwaspadai karenadikhawatirkan bisa melunturkan nilai kebangsaan, adalah kegaduhan di mediasosial yang tak terkendali. Menurut gubernur,hal ini menjadi fenomena yang mengkhawatirkan, karenabisa mengikis persatuan dan kesatuan bangsa.
“Orang dengan tanpa terkendali saling menghujat,saling menjelekkan melalui media sosial. Berita yang belum tentu kebenarannyadiedarkan. Bahkan ada yang berita bohong atau hoax. Ini yang bahaya, karena beritaitu banyak orang menjadi korban,†urainya.
Di Indonesia, khususnya Kaltara, masyarakat yangtinggal memiliki keberagaman suku, agama dan budaya. Terkait dengan tema yangdisampaikan, yaitu mengenai kearifan lokal terhadap nilai-nilai kebangsaan, gubernur mengatakan, kearifan lokal sangatmenentukan harkat dan martabat, dan setiapsuku di Kaltara memilikinya.
“Kita bersyukur masyarakat di Kaltara memilikikearifan lokal yang sangat baik. Punya toleransi tinggi, selalu optimis, sertajujur dan sederhana. Suku-suku di Kaltara juga religious, baik yang muslim maupun non muslim, ini harus terus dipertahankan. Dengan ini jugabisa menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan,â€ujarnya.
Gubernur menyatakan,yang utama dilakukan adalah bukan mempertahankan atau menjaga nilai kebangsaan.Namun pengimplementasiannya dalamkehidupan sehari-hari lah yang lebih penting.