Matra: Pesona budaya Bulungan Harus Dilestarikan

id birau bulungan

Matra: Pesona budaya Bulungan Harus Dilestarikan

Ketua Umum Masyarakat Adat Nusantara (Matra) KPH SP Rheindra J Wiroyudho Alam Syah dan istri (datiz)

Tanjung Selor (Antaranews Kaltara) - Nusantara sejatinya memiliki keanekaragaman budaya yang mempesona tinggal "dipoles" untuk mendukung kemajuan sektor kepariwisataan.

"Khususnya pada pariwisata budaya dan sejarah," kata Ketua Umum Masyarakat Adat Nusantara (Matra) KPH SP Rheindra J Wiroyudho Alam Syah di Tanjung Selor, Sabtu.

Hal itu disampaikan oleh Wiroyudho, dari Pura Pangkualaman Yogyakarta
di sela-sela acara adat ritual Kesultanan Bulungan.

Ritual Adat Kesultanan Bulungan Tahun 2018 Dalam Rangka Memperingati Hari Jadi Kota Tanjung Selor Ke- 228 Tahun dan Kabupaten Bulungan Ke- 58 Tahun.

"Kami sebagai mitra pemerintah sudah mendorong pihak Menteri Pariwisata, Mendikbud, dan Mendagri tentang berbagai upaya pelestarian dan kemajuan sektor pariwisata budaya dan sejarah ini," katanya.

Misalnya, banyak tradisi budaya Kesultanan yang sangat menarik namun perlu "dipoles" atau dikemas dengan dukungan berbagai pihak lain, mengingat sektor kepariwisataan tidak berdiri sendiri, misalnya dukungan infrastrukur.

Kita tahu, imbuh dia, Kesultanan Bulungan adalah satu-satunya kesultanan di wilayah utara Kalimantan yang dulu wilayahnya sebagian Malaysia dan Filipina Selatan.

Perayaan Budaya Birau sebagai upaya pelestarian budaya lokal sekaligus untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Kalimantan Utara.

Pergelaran budaya "Birau" 2018 strategis karena secara nasional dalam upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan, adat istiadat dan pariwisata.

Birau dulunya digelar
sebagai pesta adat besar menyambut tamu kehormatan atau pernikahan anak Sultan Bulungan.

Sedikitnya, hadir sekitar 26 pangeran dan sultan dari eks kesultanan Nusantara serta tiga delegasi kesultanan dari Malaysia.