Syekh Ali Jaber: jangan mudik, sayangi orangtua kita

id Tidak mudik,Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber: jangan mudik, sayangi orangtua kita

Syekh Ali Jaber mengajak masyarakat agar tidak mudik

Jakarta (ANTARA) - Pendakwah Syekh Ali Jaber mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk tidak mudik tahun ini karena masih dalam situasi pandemi COVID-19, yang sangat mudah menular.

"Jangan mudik. Kita utamakan kesehatan orang tua dan orang yang rentan," kata Ali dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),Jakarta, Selasa.

Baca juga:Doni Monardo : Hampir semua pemda telah persiapan hadapi pemudik

Dia mengatakan tidak mudik pada Lebaran tahun ini dapat menjadi sarana mencegah penyebaran COVID-19. Sarana silaturahim yang biasa dilakukan dengan mudik dapat diganti dengan menyapa lewat daring seperti panggilan video melaluigadgetyang terhubung internet.

Ali mengatakan dirinya juga tidak mudik ke Madinah, Arab Saudi, tempat asalnya dan kota orang tuanya tinggal. Dia paham mengenai potensi penyebaran COVID-19 kepada orang di sekitar bahkan dari orang yang nampak sehat sekalipun.

Baca juga:Ridwan Kamil: Masyarakat lebih mendengar fatwa haram soal mudik oleh MUI

"Saya putuskan tidak mudik meski ada kesempatan. Tetapi saya tidak mau, bukan saya tidak butuh silaturahim. Orang tua kita adalah surga di dunia," kata dia

Dia mengaku sedih tidak dapat pulang kampung tetapi demi kebaikan bersama memutus rantai penularan COVID-19 maka tidak mudik harus dilakukan oleh setiap pihak di masa pandemi.

"Kita tidak mau tinggalkan mereka (orang tua) tetapi kondisi saat ini membuat kita tidak melakukan itu. Silaturahim bisa lewat video call. Mudik kita tahun ini agar tidak ke mana-mana tetap di rumah," katanya.

Baca juga:Tim Panel Sosial Kebencanaan: Pemerintah perlu lakukan intervensi cegah mudik

Ali setuju dengan pernyataan sejumlah ahli bahwa COVID-19 bukan merupakan penyakit yang remeh sehingga harus dihadapi dengan cara-cara yang tidak sederhana.

"Ini musuh serius. Kita harus hati-hati, waspada," kata dia. Pewarta :Anom Prihantoro