Musibah longsor Tarakan dapat perhatian Menkes, kirim ribuan APD

id Longsor tarakan

Musibah longsor Tarakan dapat perhatian Menkes, kirim ribuan APD

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, dr. Budi Silvana saat menyerahkan secara simbolis bantuan APD dan Masker Penanganan Korban Longsor kepada Kepala Dinkes Provinsi Kaltara.

Tarakan (ANTARA) - Tanah longsor terjadi di wilayah Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) pada Senin (28 September 2020) sekitar 01.30 WIT yang menewaskan belasan orang mendapat perhatian khusus Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto

"Penanganan korban longsor di masa pandemi COVID-19 dapat perhatian Menkessehingga mengirimkan bantuan berupa 1.036 APD dan 1.180 masker N95," kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan dr. Budi Silvana di Tarakan, Jumat.

Bantuan dikirimkan atas perintah langsung Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto kepada Kepala Pusat Krisis Kesehatan dr. Budi Silvana.

Secara simbolis bantuan tersebut diserahkan langsung oleh dr. Budi kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltara Usman di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tarakan, Kemarin (1/10).

Budi mengatakan bantuan tahap awal untuk setiap item berjumlah 1.000 lebih APD dan 1.000 lebih masker N95. Pengiriman bantuan selanjutnya akan dikalkulasikan kebutuhan yang diperlukan di Kota Tarakan untuk penanganan bencana longsor di tengah pandemi COVID-19.

“Sementara ini pak menteri menyerahkan bantuan tahap awal sebanyak seribu lebih APD dan seribu lebih masker N95. Kebutuhan yang urgen nanti akan didiskusikan dengan kepala dinas kesehatan daerah,” katanya.

Terkait pendistribusian bantuan tersebut diserahkan langsung kepada dinas kesehatan provinsi dan kabupaten.

Baca juga: Pemprov Kaltara - Pemkot Tarakan akan kerja sama cegah tanah longsor

Baca juga: Ucapan duka cita Puan atas bencana longsor di Tarakan



Kepala Dinkes Provinsi Kaltara Usman mengatakan pendistribusian akan dilakukan sesuai tingkat kebutuhan wilayah terdampak.

“Kita atur nanti distribusinya seperti apa,” ucap Usman.

Selain itu yang menjadi kekhawatiran, lanjut dr. Budi adalah adanya transmisi virus SARS-CoV-2 yang mengakibatkan COVID-19 yang bersumber dari para relawan. Karena itu pemeriksaan pendatang di Bandara harus diperketat.

Di samping itu, longsor terjadi di Kelurahan Juanta Permai, Tarakan Utara dan 2 kelurahan di Tarakan Tengah, yakni Juanta Kerikil dan Selumit Pantai.

Salah satu pemicu longsor yakni hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu (27/9). Selain korban jiwa, bencana ini berdampak pada 19 rumah warga.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga. Pencegahan di tingkat keluarga harus dilakukan untuk tetap selamat di tengah ancaman bahaya longsor bahkan bencana alam lainnya.

Tidak ada posko dan tempat pengungsian karena longsor tersebar di banyak titik dan berskala kecil.

Penanganan sudah terkendali oleh berbagai unsur seperti Kementerian Kesehatan, BNPB, TNI, dan POLRI.

Budi juga meninjau langsung wilayah terdampak longsor di Kampung Bugis Dalam, RT 20, Kelurahan Kampung 1 Skip, Kota Tarakan.

Terdapat satu rumah dengan kerusakan bagian belakangnya.

Posisi rumah tersebut berada tepat di bawah tebing yang mengalami longsor. Dilihat dari pantauan tim Kementerian Kesehatan rumah tersebut berdekatan dengan tebing tinggi dengan tingkat kerawanan yang cukup tinggi.

Ia menyampaikan prihatin dan berduka atas longsor yang terjadi di Tarakan.

Kementerian Kesehatan melalui dinas kesehatan setempat terus memantau dan siap siaga menghadapi bencana tersebut.

Jumlah korban sementara sebanyak 11 warga meninggal dunia dan tiga orang luka-luka akibat longsor itu.

Baca juga: Sepuluh orang tewas korban tanah longsor di Tarakan

Baca juga: Pemkot Tarakan antisipasi bencana tanah longsor