Tarakan (ANTARA) - Banjir yang terjadi di Kecamatan Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara yang terjadi dalam beberapa hari, pada Rabu pagi ketinggian air mengalami penurunan.
"Kondisi ketinggian air pagi ini mencapai 4,35 meter sudah mengalami penurunan di angka 20 centi dari sebelumnya 4,55 meter," kata kata Kepala Sub Bidang Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Muhammad Basir saat dihubungi dari Tarakan, Rabu.
Bencana banjir yang terjadi di Sembakung sejak tanggal 30 Januari 2023 adanya kiriman dari Malaysia dan intensitas hujan yang tinggi hampir di semua wilayah kecamatan yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sembakung.
Hal tersebut berdampak pada empat desa di Kecamatan Sembakung yakni Manuk Bungkul, Atap, Tagul dan Lubakan terendam banjir. Sebanyak 713 Kepala keluarga (KK) atau 2.935 jiwa terdampak banjir.
Selain itu, kondisi warga RT 6 dan 7 di Tembelunu sudah digenangi air dan akses jalan tidak bisa dilalui dengan kendaraan bermotor. Kondisi saat ini curah hujan di Sembakung masih tinggi sejak Rabu pagi.
Sedangkan fasilitas umum yang sudah terendam gedung BPU, GOR, SDN 002, SDN 001, kantor BPD, kantor PLN dan kantor pemadam kebakaran.
Baca juga: Empat desa terendam banjir di Sembakung Nunukan
Berita Terkait
BPBD: Banjir landa delapan titik di Kota Sukabumi
Jumat, 17 Mei 2024 6:30
Personel Polres Malinau Evakuasi Korban Banjir di Dua Desa
Kamis, 16 Mei 2024 19:11
BNPB: Total 67 orang meninggal dunia dalam bencana banjir lahar Marapi
Kamis, 16 Mei 2024 10:05
27 orang meninggal dunia, dampak banjir di Sumbar
Minggu, 12 Mei 2024 21:06
BNPB catat 3.121 jiwa terdampak banjir di Konawe
Minggu, 12 Mei 2024 5:24
12 Ribu warga terdampak banjir di Wajo
Minggu, 5 Mei 2024 7:25
BI prediksi inflasi Kaltara 2024 sesuai target Nasional
Rabu, 17 April 2024 5:53
Kapolda Jatim Berangkatkan 50.789 Paket Untuk Warga Terdampak Banjir Jateng
Minggu, 24 Maret 2024 19:09