Berkolaborasi Untuk Menurunkan Angka Stunting di Kaltara

id Stunting Oleh Redaksi

Berkolaborasi Untuk Menurunkan Angka Stunting di Kaltara

Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP dan Sekretaris Utama Utama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Tavip Rayanto memberikan asupan  makanan kepada dua balita yang mengalami stunting di Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. ANTARA/Susylo Asmalyah.

Tarakan (ANTARA) - Nur Asifha Ramadhani dan Nur Alisha Ramadhani demikian nama anak kembar perempuan yang berusia satu tahun dua bulan dari Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara.

Keduanya dipangku oleh Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP dan Sekretaris Utama Utama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Tavip Rayanto saat berkunjung ke Pulau Bunyu pada hari sabtu (24/6).

Yansen dan Tavip menyuapi tersebut makanan yang sudah disiapkan oleh kader PKK dari Kecamatan Bunyu yang tergabung dalam kader Program Ketinting merupakan kepanjangan dari Keluarga Terlindung Stunting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan Indonesia Maju dapat tercapai.

Mirna Hasan yang merupakan ibu muda dari kedua balita kembar tersebut mengatakan beberapa waktu sebelumnya kondisi pertumbuhan anaknya terhambat dan terkena stunting atau kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis.

Sedangkan Salma merupakan salah satu kader Ketinting Kecamatan Bunyu yang membawahi tiga desa yakni Desa Bunyu Barat, Bunyu Timur dan Bunyu Selatan. Dia mengatakan baru saja Asifha dan Alisha diketahui terkena stunting, saat itu kondisi tinggi badannya kurang dari anak seusianya.

Kasus stunting yang terjadi di Pulau Bunyu bukan terkait dengan masalah ekonomi, tapi lebih pada pola makan, dimana ibu – ibu muda kurang telaten dalam memberikan asupan makan pada anak balita.

Para kader Ketinting inilah yang menyiapkan makanan bergizi untuk anak yang terkena stunting, dimana untuk membeli kebutuhan tersebut berasal dari Pertamina EP Bunyu.

Program Ketinting merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan PT. Pertamina EP Bunyu Field.
Selain itu, Pertamina EP Bunyu punya program prioritas unggulan Bunga Kemuning merupakan kepanjangan dari Bunyu Sumber Pangan Kreasi Menu Entaskan Stunting, dimana program ini merupakan kolaborasi seluruh mitra binaan Pertamina EP Bunyu untuk bersama - sama mewujudkan pengentasan stunting.

Program Bunga Kemuning merupakan peningkatan kerjasama program guna mendorong ketersediaan akses pangan untuk penuhi gizi anak menuju generasi Indonesia Emas.

Serta melakukan program pengembangan kampung hijau hidroponik dan Keuntungan Pak Abo dalam mendorong ketersediaan bahan pangan, perbaikan pola hidup bersih masyarakat melalui Gentong Mas Santun dan pemberian makanan tambahan melalui program Ketinting menjadi upaya pengentasan stunting dari hulu sampai hilir. Saat ini, di Pulau Bunyu ditemukan sekitar 50 orang anak usia balita mengalami stunting.

Sementara itu, Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto mengatakan optimis jumlah 50 anak yang terkena stunting di Pulau Bunyu segera dapat tertangani.

"Dari laporan tadi ada sekitar 50 anak stunting, jadi sebetulnya kalau melihat modal sosial tadi ada dapur sehat atasi stunting. Kemudian ada PKK, apalagi ada peran Pertamina melalui CSR ini, jadi saya optimis yang 50 itu segera tertangani," kata Tavip.

Namun yang lebih penting adalah mencegah jangan sampai ada anak yang terkena stunting lagi. Selain itu, perlu memberi perhatian khususnya kepada calon pengantin atau usia hamil. Tadi juga ada yang hamil itu mestinya juga perlu di kawal sehingga tidak melahirkan anak-anak stunting baru.

Kolaborasi dengan perusahaan
Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP mengatakan walaupun diberi makanan tapi tidak disertai dengan perubahan perilaku tidak akan jadi. Untuk itu dalam rangka mempercepat penurunan stunting di Kaltara ini yang sekarang Pemerintah Provinsi Kaltara dorong adalah kesadaran masyarakat. Serta pihak-pihak yang terkait termasuk pemerintah, kemudian investor, swasta/BUMN, BUMD dan para pengusaha-pengusaha harus punya perhatian.

Selain itu, penyebaran informasi itu adalah peran serta dari media. Dia berharap informasi kepada masyarakat itu harus dimaksimalkan.

Provinsi Kaltara sebagai provinsi terbaik ketiga dalam pencapaian penurunan angka stunting menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Menurut SSGI Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen pada 2022. Angka ini merupakan yang terendah dalam sedekade terakhir.

Adapun Provinsi Kaltara mampu menurunkan stunting hingga 5,4 persen, dari 27,5 persen pada 2021 menjadi 22,1 pada 2022, dan masuk dalam tiga besar Nasional provinsi di Indonesia dengan penurunan stunting di atas lima persen. Provinsi dengan tingkat penurunan tertinggi adalah Sumatera Selatan turun 6,2 persen dari 24,8 persen (pada 2021) menjadi 18,6 persen (pada 2022). Urutan kedua, Kalimantan Selatan juga turun 5,4 persen dari 30 persen (pada 2021) menjadi 24,6 (pada 2022).

Yansenmengatakan capaian tersebut merupakan buah kerja keras seluruh pihak, dimulai sejak terbitnya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan.

“Ini merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah dalam mengurangi angka stunting di Indonesia,” kata Yansen. Sisa waktu kurang dari dua tahun untuk mencapai target penurunan stunting secara nasional, yaitu pada angka 14 persen pada 2024 merupakan tantangan besar.
Namun, ia optimistis target tersebut dapat dicapai bahkan lebih rendah dari 14 persen. Sebab seluruh komponen yang terlibat dalam penanganan stunting di Kaltara telah siap.

Penurunan stunting di Kaltara melibatkan banyak pihak, termasuk Pemerintah Daerah hingga desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan mitra pembangunan lainnya.

Untuk menyatukan pemahaman serta langkah konkret dalam upaya terus menurunkan stunting di Kaltara yang jumlahnya mencapai 3.700 anak. Jika dunia usaha atau investor di Kaltara ikut bergerak bersama Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dia optimistik stunting dapat selesai dan menekan hingga nol kasus sebelum 2024.
Baca juga: Prevalensi stunting di Bulungan turun empat persen
Baca juga: Nunukan dinobatkan kabupaten paling inovatif tangani stunting