Tanjung Selor (ANTARA) - Pemkab Bulungan bersama tim Global Green Growth Institute (GGGI) dan Global Affairs Canada (GAC) Kanada melakukan kerja sama untuk menjaga kelestarian hutan mangrovedi delta Sungai Kayan Kalimantan Utara.
"labgkahawal dengan melakukan survei kehidupan nelayan dan ekosistem mangrove di Delta Sungai Kayan Kalimantan Utara, "kata Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bulungan Risdianto di Bulungan, Rabu.
"Hal ini sebagai program menindaklanjuti kesepakatan kerja sama pembangunan hijau berkelanjutan dengan pihak-pihak terkait," ujarnya.
Pihaknya i sangat apresiasi dukungan GGGI Indonesia dan kedutaan Kanada dalam upaya mendukung program pembangunan berkelanjutan khususnya di wilayah ekosistem Mangrove di Delta Kayan Bulungan.
Jajaran Pemkab Bulungan bersama tamunya meninjau kawasan mangrove di Delta Kayan yang menjadi target program konservasi, tepatnya di Desa Liagu, Kecamatan Sektak, awal pekan ini.
Tim GGGI dan GAC Kanada didampingi Kepala Bappeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bulungan, Dinas Kehutanan Provinsi Kaltara, dan KPH Tarakan.
Mereka melakukan survei pengelolaan, perlindungan, dan pemanfaatan kawasan pesisir dan mangrove, serta mendiskusikan kendala dan peluang di masa depan.
"Salah satu fokus utama kunjungan ini adalah memahami ketergantungan masyarakat terhadap hutan bakau, " papar dia.
Tim GGGI dan GAC Kanada mengadakan diskusi dengan para nelayan subsisten di Desa Liagu untuk menggali informasi tersebut.
Audri Makhopadhyay, Direktur Divisi 1 Asia Tenggara dan Oseania, OSP, GACmengatakan, kehadiran timnya adalah bagian kerja sama antara Pemerintah Kanada dan Indonesia dibantu dengan tim GGGI dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di wilayah sekitar kawasan mangrove.
Berdasarkan hasil diskusi, tim GGGI dan GAC Kanada akan melibatkan seluruh unsur masyarakat dan pemerintah setempat menjalankan program konservasi mangrove.
Mereka juga akan fokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, serta menjaga aspek lingkungan untuk keberlanjutan pembangunan.
"Kami ingin melihat secara langsung proyek yang akan kami jalankan selama lima tahun ke depan, seperti pemberdayaan pada masyarakat termasuk peningkatan kapasitas Pemerintah menyangkut perencanaan untuk peningkatan ekosistem mangrove," katanya.
Program Nature-Based Solutions (NbS) for Climate-Smart Livelihoods in Mangrove Landscapes (NASCLIM) GGGI Indonesia di Bulungan mencanangkan empat wilayah, yaitu Desa Liagu, Sekatak, Sekatak Buji, dan Salimbatu.
Tim GGGI dan GAC Kanada melakukan survei lapangan di lokasi-lokasi tersebut untuk memetakan masalah dan merumuskan program yang tepat.GGGI berkomitmen memberikan kontribusi yang berarti, meski menyadari bahwa menyelesaikan semua masalah di wilayah mangrove Delta Kayan membutuhkan waktu dan usaha yang besar.
"Namun minimal ada yang bisa kami lakukan untuk pembangunan di Bulungan terutama di wilayah kerja kami," kata Taswin Munier.
Berita Terkait
Indosat dan GSMA kolaborasi program digitalisasi konservasi mangrove di Kaltara
Senin, 22 Mei 2023 19:48
Indosat dan GSMA bantu konservasi mangrove Kaltara
Senin, 22 Mei 2023 19:44
Peserta SMN Kepri kunjungi Konservasi Mangrove dan Bekantan Tarakan
Minggu, 18 Agustus 2019 6:52
Malinau, "Gadis Cantik" di mata konservasi dunia
Sabtu, 29 Juni 2019 19:45
Pemerintah kucurkan Rp2,8 miliar pengembangan wisata konservasi Nunukan
Rabu, 21 November 2018 10:59
Datangkan Tim Ahli untuk Survei Pulau Konservasi
Rabu, 5 September 2018 14:04
Gubernur Minta Investor Peduli Lingkungan--Kaltara Utamakan Pemanfaatan SDA Berbasis Konservasi
Jumat, 31 Maret 2017 12:14
Wujudkan Kaltara Provinsi Energi berbasis Konservasi
Rabu, 3 Agustus 2016 14:47