Jakarta (Antara News Kaltara) – Gubernur Kalimantan Utara, Dr H
Irianto Lambrie mengundang Wakil Presiden (Wapres) RI H Jusuf Kalla untuk
kunjungan kerja (kunker) ke Kaltara. Diharapkan Wapres bisa meninjau langsung
potret wilayah perbatasan dan ada langkah konkret dari pemerintah untuk
mengejar berbagai ketertinggalan. Hal itu disampaikannya, saat bertemu dengan
Wapres di kawasan Senayan, Minggu (18/12) pagi.
Dalam pertemuan singkat dan diskusi santai
tersebut, Irianto meminta dukungan Wapres yang didampingi oleh Ginandjar
Kartasasmita untuk akselerasi pembangunan di Kaltara. Salah satu upaya
akselerasi pembangunan di Kaltara adalah dengan mengembangkan kawasan industri
atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Karena itu, Irianto meminta dukungan Wapres
dalam mengembangkan KEK di Kaltara. Irianto memastikan, KEK akan dibahas khusus
di Kementerian Perindustrian, Selasa (20/12) besok.
“KEK akan dibahas khusus di Kementerian
Perindustrian, karena itu saya memohon dukungan beliau untuk membantu,†ujar
Irianto.
Irianto menjelaskan program KEK yang
merupakan program unggulan dan prioritas diharapkan bisa berjalan dengan baik.
Selain itu untuk mendengar berbagai masukan agar jika ada permasalahan di
lapangan bisa cepat dituntaskan.
Irianto mengatakan, pemerintah pusat
tengah mendorong pembangunan 7 KEK baru yang telah ditetapkan Pemerintah di
luar Pulau Jawa yaitu Sorong, Merauke, Maluku, Sulawesi Selatan, NTT, Kaltara,
dan Kalbar. Setelah mencapai akhir tahun kedua dan memasuki awal tahun ketiga
pelaksanaan target nasional pembentukan KEK, dilakukanlah evaluasi sebagai
bahan masukan untuk merevisi RPJMN 2015-2019.
"Sebelumnya, Kaltara telah diundang
oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Sekretariat Dewan Nasional
KEK, untuk mendengarkan konsep dan tingkat kesiapan Kaltara yang mengusulkan
KIPI (Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional) Tanah Kuning, Tanjung Selor
dimana di dalamnya terdapati KEK,â€jelas Irianto.
Selain itu, jelas Irianto, pihaknya
diminta secepatnya untuk menyiapkan legalitas lahan yang akan dipergunakan
sebagai KEK. Sehingga disaat penetapannya disetujui, sudah tidak ada lagi
permasalahan yang menghambat. Hal ini ditekankan karena belajar dari
kasus-kasus pada KEK sebelumnya.
“Baik konsep, studi kelayakan dan DED
(Detail Engineering Design) Mangkupadi, Tanah Kuning sebagai KEK sudah siap.
Kalaupun ada kekurangan, hal ini terkait masalah teknis yang juga sedang
diupayakan, contohnya power plan. Apalagi dalam kesempatan terdahulu, beberapa
menteri menyempatkan meninjau ke lokasi dan memberikan respons positif,â€
jelasnya.
Irianto menargetkan berbagai hal yang
diperlukan bisa dituntaskan akhir Desember mendatang. Salah satunya, persoalan
lahan dimana Pemkab Bulungan yang telah menghibahkan lahan seluas 300 ha agar
dilengkapi legalitas yang jelas, termasuk penyiapan studi kelayakan KEK.
“Hasilnya diharapkan bisa secepatnya
dilaporkan kembali ke pemerintah pusat agar bisa segera ditindaklanjuti lewat
penetapan dan akan berdampak positif terhadap kebijakan alokasi anggaran
pembangunan KEK Tanah Kuning di tahun anggaran 2017 mendatang,â€ujarnya.
Irianto mengatakan dengan
keberadaan KEK di Kaltara dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian
daerah. Sebab, jika terintegrasi dengan Kawasan Industri Pelabuhan
Internasional (KIPI), maka akan mampu menciptakan lapangan kerja hingga 75 ribu
tenaga kerja.