Pesona Khatulistiwa Nusantara Siap Pasok ListriK 2x300 MW untuk Bangun PLTU

id ,

Pesona Khatulistiwa Nusantara Siap Pasok ListriK 2x300 MW untuk Bangun PLTU

KAWASAN INDUSTRI : Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, H Syaiful Herman, bersama Kepala Biro Pembangunan, Risdianto saat mendampingi Direktur Pertambangan dan Infrastruktur Energi, Kementerian Koordinator Kemaritiman, Yohanes Yudi Prabangka dan t

Tanjung Selor (Antara News Kaltara) - Rencana Tsingshan Houlding Group untuk berinvestasi di Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan keseriusannya. Beberapa hari lalu, perusahaan asal Tiongkok atau China tersebut menurunkan timnya untuk melakukan survei langsung ke lokasi rencana Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Mangkupadi-Tanah Kuning, Tanjung Palas Timur, Bulungan.

Sehari sebelumnya, Tim dari Tsingshan yang didampingi dari Kementerian Perindustrian RI dan jajaran Pemprov Kaltara juga menunjau lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Peso, Bulungan.

Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengatakan, berdasarkan laporan dari jajarannya bersama tim, dari tinjauan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa infrastuktur utama yang mendesak adalah kebutuhan energi listrik. Sambil menunggu penyelesaian PLTA yang diperkirakan membutuhan waktu cukup lama, ada alternatif Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai solusi jangka pendeknya.

Gayung bersambut, di lokasi yang tidak lumayan jauh dari KIPI ada perusahaan batubara yang siap membangun PLTU dengan kapasitas yang lumayan besar. Pemprov Kaltara terus melakukan koordinasi perusahaan tersebut, yakni PT Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN). "Pemprov bersama Tsingshan Holding Group sudah minta data mereka (PKN). Berapa cadangan batu bara yang ada untuk mendukung power plant nanti," kata Irianto.

Dikatakan, PKN telah menyatakan kesiapannya membantu kebutuhan energi listrik untuk mendukung pengembangan kawasan industri di Mangkupadi-Tanah Kuning. "Pada saat berkunjung ke PKN, telah dipaparkan bahwa perusahaan tersebut sudah menyiapkan lokasinya di Rangau. Mereka siap berapa yang kita butuhkan. Bisa 2x200 Megawatt (MW) sampai 2x300 MW. Lokasinya dekat dengan KIPI, sekitar 14 kilometer saja," sebutnya.

Sehingga PLTU akan tetap berjalan sembari menunggu pembangunan bendungan PLTA terealisasi.

"Paling tidak butuh waktu 5 sampai 6 tahun untuk pembangunan PLTA. Karena itu, dengan PLTU sebagai solusi jangka pendeknya dapat kita manfaatkan. Untuk membangun PLTU, paling lama rentang waktu yang dibutuhkan hanya 24 bulan," kata Irianto.

Bahkan, katanya, kapasitas ini masih memungkinkan ditambah sesuai dengan kebutuhan pengembangan kawasan industri. Sebab, PKN memiliki cadangan batu bara hingga 74 juta ton. Apalagi ada beberapa investor yang melirik kawasan industri ini.

"Kalau permintaan banyak, PKN bisa meningkatkan power plant," tukasnya.

Gubernur juga menegaskan, tidak menutup kemungkinan PKN akan berinvestasi di dalam kegiatan pengembangan kawasan industri. "Termasuk mendukung investor lainnya nanti," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pertambangan dan Infrastruktur Energi, Kementerian Koordinator Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) Yohanes Yudi Prabangkara yang turut serta dalam peninjauan itu mengatakan, lokasi KIPI Tanah Kuning - Mangkupadi sangat layak untuk dikembangkan menjadi kawasan industri. Hanya saja kebutuhan infrastruktur energi harus segera teratasi, untuk menopang industri yang akan masuk ke kawasan itu.

"KIPI di Tanah Kuning dan Mangkupadi, merupakan kawasan strategis. Mengingat kawasan ini terletak di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Karena itu, kebutuhan energi di wilayah ini harus cepat dilakukan agar wilayah ini secara cepat berkembang," ujar Yohanes.

Mengingat pembangunan PLTA membutuhkan waktu yang cukup lama, Yohanes tidak menampik untuk sementara waktu dapat digunakan PLTU. Apalagi PT PKN, siap membangun PLTU di kawasan Rangau, yang lokasinya hanya 14 kilometer dari kawasan industri. "Tiga tahun ke depan pemerintah mendorong percepatan pembangunan kawasan industri. Kawasan industri ini akan memberi nilai tambah kepada Kaltara, dimana secara bersamaan akan menyerap tenaga kerja sehingga mempengaruhi perekonomian daerah," tuntasnya.