Rp 3,5 M untuk Dokter Terbang 2020

id Anggaran,Program,Dokter, Terbang

Rp 3,5 M untuk Dokter Terbang 2020

Gambar Infografis (humasprovkaltara)

Jakarta (ANTARA) - Memenuhi ekspektasi untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie pun meningkatkan anggaran program bidang kesehatan.

Salah satunya, untuk melaksanakan program ‘dokter terbang’. Yaitu pelayanan kesehatan, jemput bola di wilayah terpencil, pedalaman dan perbatasan Kaltara.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara, pada tahun ini untuk program dokter terbang dianggarkan sebesar Rp 3,5 miliar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltara.

Dijelaskan Irianto, anggaran tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya, khususnya dari APBD Kaltara yang sebesar Rp 739 juta.

“Selain APBD, pada tahun lalu dari APBN juga teranggarkan. Nilainya sekitar Rp 127 juta. Jadi, total anggaran dokter terbang tahun lalu sekitar Rp 1,5 miliar,” kata Gubernur.

Program dokter terbang tahun ini, rencananya dimulai pada Februari mendatang.

Tepatnya, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan. “Kalau dari data Dinkes Kaltara, jadwal tentatif pelayanan dokter terbang dimulai pada 5 hingga 7 Februari 2020 di Puskesmas Long Bia, Kecamatan Peso, Bulungan.

Dengan jenis pelayanan, di antaranya dokter spesialis anak, spesialis penyakit dalam, dan spesialis kandungan,” urai Irianto.

Secara umum, sesuai jadwal yang disusun Dinkes Kaltara, untuk triwulan I 2020, program ini akan menyasar 3 kabupaten. Yakni, Bulungan, Malinau dan Nunukan. Bulungan sendiri, akan dilaksanakan di 3 titik, Nunukan 3 titik, dan Malinau 1 titik.

“Penentuan titik pelayanan ini, disesuaikan dengan usulan dari pemerintah daerah setempat juga request masyarakat,” ungkap Gubernur.

Lebih jauh, Irianto mengatakan, program dokter terbang ini juga terintegrasi dengan program bantuan akomodasi pasien rujukan yang dilaksanakan Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra).

“Jadi, apabila ada pasien yang dalam pelayanan dokter terbang, diagnosanya butuh penanganan lebih maka akan dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Dalam hal ini, RSUD Tarakan juga RS lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan lainnya di luar Kaltara. Disini, pasien dapat mengajukan permohonan bantuan akomodasi yang dilaksanakan Pemprov Kaltara,” papar Gubernur.

Irianto juga mempertegas bahwa pelayanan yang diberikan pada program ini, sepenuhnya gratis.

“Sekali lagi, program ini gratis. Bahkan obatnya diberikan secara gratis. Kalaupun ada obat yang belum dapat diberikan saat pelayanan, maka tim dokter terbang akan mengirimkannya kepada pasien. Jadi, pasien tak perlu memikirkan soal biaya pengobatan,” ulas Irianto.

Gubernur pun berharap dengan meningkatnya sokongan anggaran pada program ini, pelayanan yang diberikan dapat lebih maksimal. Dan, tentunya jangkauan pelayanan baik secara kualitas maupun kuantitas pun meningkat dari tahun sebelumnya.

“Pada 2019, dokter terbang berhasil melayani 3.529 pasien. Semoga pada tahun ini, yang memanfaatkan program dokter terbang dapat lebih banyak. Lantaran, tim pelaksana dokter terbang pun pastinya akan meningkatkan kinerjanya,” tutup Gubernur.