Jakarta (ANTARA) - Head of Public Policy and Government Relations Google Indonesia Putri Alam mengatakan pihaknya telah melakukan penurunan (take down) terhadap konten yang mengklaim obat-obatan alternatif seperti jamu, lebih ampuh menangkal virus corona (COVID-19).
"Namun bukan berarti semua video terkait jamu kitatake down. Misalnya ada video-video yang mengaku lebih ampuh daripada ke dokter, itu pasti kitatake down," kata Putri saat ditemui di Jakarta, Senin.
Menurut dia, klaim dari video-video seperti itu belum terbukti secara medis, dan bahkan cenderung untuk membuat penonton tidak mencari bantuan medis.
"Karena untuk isu kesehatan pasti sensitif banget. Pokoknya apa aja yang bisa mengurungkan niatvieweratau pengguna untuk mencari bantuan medis profesional, pasti kitatake down," jelasnya.
Baca juga:Google batalkan konferensi pengembang Google I/O karena virus corona
Baca juga:Virus corona, Google dan Amazon batasi perjalanan dinas karyawan
Namun, Putri juga mengatakan apabila terdapat konten yang sifatnya mampu mendorong pengguna untuk menjaga daya tahan tubuh, kemungkinan besar Google tidak akan menurunkan konten tersebut.
Google sendiri memiliki mesin pintar untuk memonitor dan menyeleksi konten-konten yang bertentangan dengancommunity guidelines(aturan komunitas / ekosistem Google) untuk diturunkan dari platform-platformnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, publik dapat berpartisipasi untuk melaporkan konten-konten yang luput dari pantauan mesin pintar Google melalui fitur "flag" yang terdapat di platform Google sepertisearch, YouTube, hingga Google Play.
"Konten-konten yang melanggar kebijakancommunity guidelineskami pasti akan terdeteksi dantake downolehmachine learningkami. Tapi teknologi kan enggak sempurna, sehingga kita juga harus mengandalkan laporan dari publik melaluiflagging toolskita," jelas Putri.
"Dan kalau kayak gitu, akan kitareviewsecara manual. Kalau masih ada yang lolos juga, biasanya pemerintah secara satu pintu lewat Kominfo akanrequest take downberdasarkan hukum yang berlaku di negara setempat," ujarnya melanjutkan.
Baca juga:Karyawan Facebook dan Google di Silicon Valley kerja dari rumah
Baca juga:Facebook, Google rekomendasikan karyawan San Francisco kerja di rumah
Baca juga:Apple dan Google tindak aplikasi terkait corona, perangi misinformasi
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Berita Terkait
Terkait kerusuhan Capitol Amerika, Google blokir jejaring sosial ini
Senin, 11 Januari 2021 8:01
Google berencana bayar konten berita senilai Rp14,8 T selama tiga tahun
Rabu, 23 Desember 2020 7:31
September 2021, karyawan Google kembali "ngantor"
Selasa, 15 Desember 2020 13:53
YouTube dan sejumlah layanan Google "down"
Selasa, 15 Desember 2020 6:24
Di Turki, Google didenda jutaan dolar
Senin, 16 November 2020 8:08
Ini caranya akses Google Meet langsung dari Gmail Android
Rabu, 12 Agustus 2020 10:40
Cara pakai Google Classroom "offline" untuk guru dan murid
Jumat, 24 Juli 2020 6:14
Benarkah Palestina dihapus dari peta Google dan Apple?
Minggu, 19 Juli 2020 6:49