Jakarta (ANTARA) - Pemerintah masih memeriksa spesimen dua pasien meninggal dunia di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, pada hari ini setelah sebelumnya dua pasien tersebut menunjukkan gejala terserang virus Corona jenis baru (COVID-19).
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis malam, mengatakan dua pasien tersebut sudah menunjukkan sakit berat saat masuk ke RSPI.
Pemerintah tidak ingin terburu-buru membuat kesimpulan mengenai penyebab meninggalnya dua pasien tersebut.
"Kami belum memberikan indeks angka untuk dua pasien ini. Pasien ini masuk ke RSPI sudah kondisinya buruk, pakai ventilator. Kami sempat mengambil spesiemennya, tapi hasilnya belum keluar," ujar dia.
Baca juga:RSUD Garut periksa tenaga kerja asing baru tiba dari Tiongkok
Baca juga:Gorontalo Utara masih pikir-pikir terkait kedatangan kapal pesiar
Pengujian spesimen dilakukan untuk mengetahui apakah pasien tersebut terserang COVID-19 atau tidak. Yurianto memperkirakan pada beberapa hari ke depan, hasil dari pemeriksaan spesimen dua pasien tersebut dapat keluar.
Dua pasien tersebut adalah wanita berusia 57 tahun dan 37 tahun. Keduanya merupakan rujukan dari rumah sakit swasta lain. Pasien berusia 57 tahun sudah menggunakan ventilator, sedangkan pasien berusia 37 tahun sudah mengidap sesak napas saat memasuki RSPI.
"Ini penting untuk dipastikan apakah positif atau negatif," ujar dia.
Adapun, hingga Kamis malam ini, jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia belum bertambah dibandingkan Rabu yakni 34 kasus.
Baca juga:DKI rumuskan pembatasan jam buka restoran antisipasi COVID-19
Baca juga:Satu di antara tujuh warga dalam pemantauan RSUD, negatif COVID-19
Berikut daftar pasien tersebut :
Kasus 01 adalah perempuan berusia 31 tahun ia mengalami kontak langsung dengan warga negara Jepang yang menjadi kasus terkonfirmasi ke-24 di Malaysia.
Kasus 02 adalah ibu berusia 64 tahun yang merupakan mengalami kontak langsung dari kasus 01
Kasus 03 mengalami kontak langsung dari kasus 01
Kasus 04 mengalami kontak langsung dari kasus 01
kasus 05 merupakan seorang pria berusia 55 tahun, diketahui positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan dari penelusuran klaster Jakarta (kasus 01 dan 02)
Kasus 06 adalah pria 36 tahun, "imported case" dari Jepang selaku anak buah kapal Diamond Princess.
Kasus 07, perempuan, 59 tahun, kondisinya nampak sakit ringan sedang, stabil. Ini kasus 'imported case'. Baru kembali dari luar negeri.
Kasus 08, laki-laki, 56 tahun, tertular dari kasus 07, menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen karena sebelum kontak dengan kasus 07 sudah sakit lebih dulu yaitu diare ditambah riwayat diabetes. Ia dikategorikan sakit sedang-berat.
Kasus 09, perempuan, 55 tahun, imported case (datang dari luar negeri).
Baca juga:2 perawat status ODP jalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar
Baca juga:Kondisi pasien RSUD Singkawang yang diduga corona semakin membaik
Kasus 10, laki-laki, 29 tahun WNA, tracing atas kasus 01
Kasus 11, WNA, perempuan 54 tahun, bagian dari "tracing" kontak kasus 01.
Kasus 12, laki-laki, 31 tahun, hasil tracing dari kasus 01.
Kasus 13, perempuan, 16 tahun ini juga tracing dari subklaster pasien nomor 03.
Kasus 14, laki-laki, 50 tahun imported case.
Kasus 15, perempuan, 43 tahun, importedcase.
Kasus 16, perempuan, 17 tahun, terkait kontak erat dengan pasien kasus 15.
Kasus 17, laki-laki, 56 tahun, imported case.
Kasus 18, laki-laki, 55 tahun, imported case.
Kasus 19, laki-laki, 40 tahun, imported case.
Kasus 20, perempuan, 70 tahun, WNI, bagian dari subklaster Jakarta.
Kasus 21, perempuan, 47 tahun, WNI, bagian dari subklaster Jakarta.
Kasus 22, perempuan, 36 tahun, WNI, imported case.
Kasus 23, perempuan, 73 tahun, WNI, imported case, kondisinya saat ini sedang menggunakan ventilator karena faktor komorbid.
Kasus 24, laki-laki, 46 tahun, WNI, imported case
Baca juga:Pasien COVID-19 kasus 25 meninggal dunia di Bali
Baca juga:RSPI berikan pendampingan psikologi pasien isolasi COVID-19
Kasus 25, perempuan, 53 tahun, WNA, imported case dan meninggal dunia di Bali.
Kasus 26, laki-laki, 46 tahun, WNA, imported case.
Kasus 27, laki-laki, 33 tahun, WNI, kondisi stabil, "local transmission" dan bukan berasal dari klaster yang sedang ditelusuri selama ini.
Kasus 28, laki-laki berusia 37 tahun dengan kondisi sankit ringan-sedang. Pasien merupakan imported case.
Kasus 29, laki laki berusia 51 tahun, dengan kondisi sakit sedang. Pasien merupakan imported case.
Kasus 30, laki laki berusia 84 tahun, dengan kondisi sakit sedang. Pasien merupakanimported case.
Kasus 31, perempuan berusia 48 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien merupakanimported case.
Kasus 32, laki laki berusia 45 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien merupakanimported case.
Kasus 33, laki-laki berusia 29 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien merupakanimported case.
Kasus 34, laki-laki berusia 42 tahun, dengan kondisi sakit ringan-sedang. Pasien merupakan
imported case.
Baca juga:Kalteng lakukan pengawasan enam pasien terkait Covid-19
Baca juga:Pasien asal Garut negatif virus corona
Baca juga:Petugas lapas diminta antisipasi virus corona
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budhi Santoso
Berita Terkait
IDI imbau perketat protokol kesehatan antisipasi kasus COVID-19
Rabu, 6 Desember 2023 19:25
Catatan Ilham Bintang - Tiada lagi Jenderal Doni Monardo
Rabu, 6 Desember 2023 9:59
Satgas sebut rencana akhiri PPKM bentuk penyesuaian kebijakan
Jumat, 23 Desember 2022 5:53
Ini ciri Varian XBB, di antaranya gejala ringan dan cepat menyebar
Sabtu, 12 November 2022 10:59
Presiden Jokowi luncurkan IndoVac, vaksin COVID-19 buatan dalam negeri
Kamis, 13 Oktober 2022 11:17
WHO sebut akhir pandemi COVID "di depan mata"
Jumat, 16 September 2022 15:31
40,2 juta vaksin COVID-19 kedaluwarsa segera dimusnahkan
Rabu, 31 Agustus 2022 7:57
Indovac dan Inavac, nama vaksin COVID-19 buatan Indonesia
Minggu, 28 Agustus 2022 16:37